NASIONAL

Seluk Beluk Gangguan Makan

Waspada Eating Disorder

AUTHOR / Maria Katrina

Seluk Beluk Gangguan Makan

KBR, Jakarta- Jangan sepelekan gangguan makan atau eating disorder karena masuk dalam golongan gangguan mental. Gangguan makan merupakan perilaku makan yang berlangsung terus-menerus dan berujung timbulnya masalah kesehatan, baik fisik maupun psikososialnya.

Menurut Psikolog Klinis dan Dosen Prodi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya, Maria Jane Tienoviani Simanjuntak atau biasa disapa dengan MJ, ada dua jenis gangguan makan, yaitu anoreksia dan bulimia.

Anoreksia adalah gangguan yang mempengaruhi jumlah porsi makanan, karena obsesi memiliki tubuh kurus. Sedangkan bulimia adalah gangguan yang membuat seseorang memuntahkan kembali makanan yang telah dikonsumsinya.

Baca juga:

Fetish, Tak Sekadar Fantasi?

Tak Sekadar Menghindar Interaksi Sosial

Gak Sekedar Pede, Narsis Bisa Jadi Gangguan Mental Loh!

Tentu gangguan makan ini memiliki risiko-risiko tertentu. Menurut MJ, orang memiliki gangguan makan bepotensi memiliki masalah kesehatan fisik. Karena makan menjadi salah satu kebutuhan fisiologis seseorang.

“Sistem pencernaannya pasti akan terganggu nih. Banyak juga gangguan medis, misalnya perutnya kembung, asam lambungnya naik, kemudian bisa jadi jadi gerd dan lain-lain,” ucapnya.

Risiko lainnya yang timbul adalah gangguan pada kulit. MJ menjelaskan, bahwa nutrisi yang diperoleh dari makanan akan memengaruhi organ-organ manusia, salah satunya kulit.

“Jadi percuma nih teman-teman kalau skincare kita udah maksimal,udah sampai pakai pemutih, whitening, brightening, kalau makannya ga benar, akhirnya kulitnya juga ga akan benar. Harus dibarengi dengan nutrisi yang kita butuhkan. Nutrisi bisa apa aja sih. Itu kan jadi concern ya, seluruh wanita di dunia ini,” lanjutnya.

Gangguan makan ini juga memengaruhi gaya hidup loh. Seperti apa pengaruh eating disorder pada gaya hidup? Yuk, langsung dengarkan podcast Diskusi Psikologi (Disko) melalui link berikut ini:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!