NASIONAL
Pemkot Cirebon Gandeng Densus 88, Tangkal Radikalisme di Sekolah
"Kolaborasi ini penting dilakukan agar para pelajar ini memiliki pemahaman yang kuat mengenai wawasan kebangsaan,”
AUTHOR / Frans Mokalu
-
EDITOR / Rony Sitanggang
KBR, Cirebon- Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat bersama Densus 88 melakukan tindakan antisipasi radikalisme sejak dini. Aksi ini dilakukan dengan cara roadshow penguatan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan dari satu sekolah ke sekolah, khususnya tingkat SMA/SMK.
Kegiatan ini juga dibarengi dengan deklarasi anti terorisme, radikalisme, dan penguatan 4 pilar kebangsaan serta sosialisasi antijudi online. Roadshow tersebut dilaksanakan mulai 23 Juli hingga 7 Agustus 2024 mendatang.
Pj Walikota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, roadshow dengan tema kebangsaan dan deklarasi terorisme, radikalisme sebagai tindakan antisipasi di kalangan pelajar.
“Karena ketidaktahuan siapa saja bisa terjerumus dalam paham-paham radikalisme. Oleh karena itu, kolaborasi ini penting dilakukan agar para pelajar ini memiliki pemahaman yang kuat mengenai wawasan kebangsaan,” katanya, Jumat (26/07/2024).
Menurutnya, Pancasila bukan hanya sekumpulan lima sila, tetapi panduan fundamental yang membimbing arah bangsa.
"Sosialisasi dan penguatan seperti ini menjadi kewajiban kita. Karena Pancasila di dalamnya terdapat nilai-nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial untuk kehidupan yang damai, adil, dan makmur," imbuhnya.
Baca juga:
- Densus Tangkap Terduga Anggota Jemaah Islamiyah
- Perempuan, Remaja, dan Anak Rentan Jadi Sasaran Proses Radikalisasi
- BNPT Usul Kontrol Rumah Ibadah, Setara: Langgar Kebebasan
Pj Walikota Cirebon Agus Mulyadi melanjutkan, di era globalisasi, Pancasila dihadapkan pada tantangan baru, terutama dari arus informasi dan budaya asing yang tak terbendung. Ia berharap kegiatan ini bisa menjadi upaya penguatan ideologi Pancasila bagi para pelajar.
"Pancasila bukanlah hal yang statis, melainkan dinamis dan adaptif bagi kehidupan bernegara. Salah satu cara menjaga eksistensi Pancasila adalah dengan menghormati keberagaman dan menjaga persatuan di tengah masyarakat,” ujarnya.
Kata Agus, generasi muda diharapkan dapat mengembangkan nilai-nilai Pancasila dengan cara yang relevan dan adaptif.
"Generasi milenial akan menduduki posisi kepemimpinan nanti, sekaligus menjadi pilar kebangkitan bangsa. Diperlukan pendekatan baru agar Pancasila bisa diterima secara nalar dan menjadi ideologi hidup. Tak hanya menjadi retorika, tetapi benar-benar dapat diterapkan walau sesederhana apapun," pungkasnya.
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!