NASIONAL

Kepemimpinan Perempuan Anjlok, Banyak Caleg Perempuan Alami KBGO

Hasil survei Koalisi Perempuan Indonesia menyimpulkan, hampir 20 persen calon anggota legislatif perempuan mengalami KBGO.

AUTHOR / Naufal Nur-Rahman

EDITOR / R. Fadli

KBGO
Ilustrasi. Kekerasan berbasis gender online (KBGO). (Foto: freepik.com)

KBR, Jakarta - Koalisi Perempuan Indonesia menyebut Kekerasan Berbasis Gender Online KBGO masih banyak menimpa perempuan selama penyelenggaraan Pemilu. Dampaknya, menurut Divisi Reformasi Kebijakan Publik Koalisi Perempuan Indonesia, Eka Ernawati, jumlah kepemimpinan perempuan sangat sedikit.

Eka juga mengungkapkan, hasil survei Koalisi Perempuan Indonesia menyimpulkan, hampir 20 persen calon anggota legislatif perempuan mengalami KBGO.

“Temuan dari koalisi perempuan indonesia kemarin, dari 72 responden calon anggota legislatif yang mengikuti survei kami itu hampir 20% itu dia mengalami langsung kekerasan berbasis gender online dalam pemilu dan 43% nya dia menyaksikan teman-temannya mengalami itu,” ucap Eka dikutip dari kanal Youtube SAFEnet Voice dalam acara Evaluasi 10 Tahun Pemerintahan Jokowi dan Pengaruhnya terhadap Demokrasi Digital, Jumat (9/8/2024)

Calon anggota legislatif perempuan yang mengalami KBGO itu, menurut Eka, ada yang sampai mengundurkan diri dari pencalonan. Ada juga yang mudur dari tim sukses hingga mengalami trauma psikis.

“Akhirnya karena mereka mengalami KBGO, mereka mengundurkan diri jadi caleg, jadi tim sukses, lalu dia juga mengurangi kampanye digital dan mereka menyampaikan ‘saya sudah trauma menjadi caleg’ ini berarti kan bahwa ada arah sudah berkurangnya keterwakilan perempuan,” tambah Eka.

Baca juga:

84 Persen Caleg Perempuan Jadi Korban KBGO di Pemilu 2024

SAFEnet: VCS, Modus Terbanyak KBGO

Perempuan Korban KBGO Mencari Keadilan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!