NUSANTARA

Harga Cabai di Solo Meroket Saat Ramadan

Pedagang menyiasati tingginya harga cabai dengan menjual per ons, dibanding sebelumnya dengan hitungan kilogram.

AUTHOR / Yudha Satriawan

EDITOR / Wahyu Setiawan

Google News
Harga Cabai
Calon pembeli mengamati cabai rawit yang dijual salah satu pedagang di Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin (3/3/2025). ANTARA FOTO/Aditya Nugroho

KBR, Solo - Harga cabai di Solo meroket saat Ramadan. Para pedagang cabai di Solo mengeluhkan sepinya pembeli sejak dua pekan ini.

Salah seorang pedagang cabai di Pasar Gedhe Solo, Widi, mengatakan kenaikan harga mencapai dua kali lipat.

"Cabai hijau besar dijual Rp40 ribu per kg. Naik terus biasanya harga Rp20 ribu. Cabai merah besar Rp70 ribu per kg, biasanya Rp50 ribu per kg. Harganya kan kemarin Rp35 ribu, terus naik jadi Rp50 ribu," kata Widi di Solo, Rabu (5/3/2025).

Dia mengatakan harga yang dibeli dari petani juga sudah tinggi.

"Kalau cabai rawit ini saya kulakan sudah Rp95 ribu per kg. Saya jual lagi Rp120 ribu. Harga biasanya Rp70 ribu. Kemarin saja harganya jadi Rp106 ribu per kg," katanya.

Widi berharap harga cabai bisa dikendalikan.

"Mau Lebaran malah sepi pembeli," imbuh Widi.

Para pedagang menyiasati tingginya harga cabai dengan menjual per ons, dibanding sebelumnya dengan hitungan kilogram. Langkah ini supaya dagangannya tetap laku sedikit demi sedikit karena cabai mudah busuk.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengakui harga cabai di pasar masih di atas harga eceran tertinggi (HET). Pantauan harga itu disampaikan Zulhas usai meninjau harga dan ketersediaan bahan pokok di Pasar Johar Baru, Jakarta, hari ini.

"Tadi kita lihat harga harganya stabil. Yang pedas memang satu itu harganya pedas itu cabe. Tapi yang lain-lain sama, sesuai dengan harga HET," kata Zulhas saat di Jakarta, Rabu, (5/3/2025)

Dia menjamin stok ketersediaan bahan pokok aman selama Ramadan menjelang Idulfitri.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!