Khususnya daerah-daerah yang harga cabai rawit merahnya sangat tinggi
Penulis: Siska Mutakin
Editor: Resky Novianto

KBR, Jakarta- Kantor Staf Presiden (KSP) meminta pemerintah daerah lebih aktif dalam memantau dan mengendalikan harga komoditas pangan yang menunjukkan kenaikan, terutama di wilayah-wilayah tertentu.
Deputi II KSP Bidang Perekonomian dan Pangan, Edy Priyono mengatakan, terdapat beberapa komoditas yang mengalami lonjakan harga, seperti cabai rawit merah sementara komoditas lainnya tetap stabil.
Edy mengatakan cabai rawit merah menjadi salah satu komoditas yang perlu diperhatikan, dengan harga yang melonjak tinggi di sejumlah wilayah, terutama di Kalimantan.
Ia merincikan di Kota Tarakan harga cabai rawit merah mencapai Rp170.000 per kilogram. Sementara daerah lain seperti Kayong Utara, Banjarmasin, dan Bulungan tercatat mencapai Rp130.000 per kilogram.
"Sebagaimana disampaikan setiap Minggu, hampir setiap Minggu dari Kementerian Pertanian biasanya bisa menyampaikan informasi tentang champions ya champions. Itu artinya pelaku usaha yang bapak ibu bisa hubungi khususnya daerah-daerah yang harga cabai rawit merahnya sangat tinggi ini bisa menghubungi champions untuk kemudian minta dikirim cabai," ucap Edy dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025, Selasa (4/2/2025).
Selain itu, Edy menyebut perubahan harga beras relatif stabil. Namun, khusus di zona tiga, Papua dan Maluku perlu perhatian khusus.
Dia menyebut Kabupaten Jayawijaya tercatat sangat tinggi, bahkan mencapai Rp25.000 per kilogram.
"Ini dipengaruhi oleh persoalan geografis kendala transportasi yang menyebabkan harga beras hampir 25% lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET)," tutur Edy.
Baca juga:
- Satgas Pangan: Cabai Rawit Merah hingga Bawang Putih Diatas Harga Acuan
Lonjakan harga juga tercatat pada bawang putih, terutama di Jakarta Utara dan Bogor. Edy meminta pemerintah Jakarta dan Bogor mengecek akurasi data harga dan melakukan upaya untuk menstabilkan harga di pasar.
"Karena kalau di daerah kota administratif Jakarta yang lain harusnya perbedaan harganya tidak terlalu jauh ya, karena Jakarta ini tidak ada lah masalah geografis dan sebagainya ya ini menjadi catatan," jelas Edy.
"Kemudian juga Bogor ya nomor empat itu Bogor ini ternyata cukup tinggi juga harga harga bawang putihnya ya mungkin nanti teman teman mungkin bisa ada penjelasan yang bisa diberikan," imbuhnya.
Sementara itu, Edy menyebut harga minyak kita mengalami sedikit penurunan dalam beberapa minggu terakhir, meskipun masih tetap berada di atas HET yaitu Rp15.700.
Ia berharap lebih banyak daerah yang dapat menyesuaikan harga minyak goreng dengan HET untuk meningkatkan kestabilan pasar.
Baca juga:
- Petani Ungkap Penyebab Harga Cabai Meroket