NASIONAL

Usaha Melanggengkan Prestasi Merah Putih di Ajang Olimpiade

Pemerintah diminta menciptakan ekosistem olahraga yang mampu meningkatkan prestasi atlet.

AUTHOR / Muthia Kusuma, Astri Septiani, Ardhi Ridwansyah

EDITOR / Muthia Kusuma

Olimpiade
Kontingen Indonesia peraih medali di Olimpiade Paris 2024. (FOTO: ANTARA)

KBR, Jakarta- Setelah 13 hari menunggu sejak pembukaan Olimpiade Paris 2024, kontingen Indonesia akhirnya mampu meraih dua medali emas. Medali emas pertama tim Merah Putih dipersembahkan Veddriq Leonardo dari panjat tebing di nomor speed putra.

Sedangkan emas kedua diraih Lifter Rizki Juniansyah yang berhasil memecahkan rekor dunia di kelas 73 kilogram, di angkatan clean and jerk 199 kilogram. Total angkatan Rizki mencapai 346 kg.

Atlet berusia 21 tahun asal Serang, Banten itu juga memecahkan rekor sebagai atlet angkat besi pertama Indonesia yang mampu menyabet emas di Olimpiade. Rizki juga menjadi atlet termuda Indonesia yang meraih emas olimpiade, menyalip rekor legenda hidup pebulu tangkis tunggal putri, Susi Susanti.

Perolehan dua medali emas di Paris ini menyamai capaian di Olimpiade Barcelona 32 tahun lalu, yang disumbangkan oleh Susi Susanti dan Alan Budikusuma dari cabang olahraga bulu tangkis.

Prestasi kontingen Indonesia di Olimpiade Paris mendapat apresiasi Presiden Joko Widodo.

"Saya sangat senang. Saya sangat mengapresiasi dan juga masyarakat saya kira semuanya senang semuanya terhadap perolehan emas dari Veddriq Leonardo di panjat tebing. Dan juga baru saja Rizki Juniansyah juga di angkat besi. Saya kira negara mengapresiasi, rakyat juga sangat bangga terhadap capaian emas itu," kata Jokowi, Jumat (09/08/24).

Presiden Jokowi memastikan pemerintah bakal memberikan bonus bagi para atlet yang berhasil meraih medali di Olimpiade Paris 2024.

Sebelumnya, satu medali lebih dulu disumbangkan pebulu tangkis tunggal putri, Gregoria Marisa Tunjung. Atlet usia 25 tahun itu berhasil menyabet perunggu.

Indonesia masih berkesempatan menambah medali dari cabang Angkat Besi kategori Putri. Harapan Indonesia bertumpu pada atlet angkat besi putri, Nurul Akmal, yang dijadwalkan bakal tampil pada Minggu, lusa.

Baca juga:

Desain Besar 

Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo melalui keterangan tertulis di media sosial pribadinya berharap prestasi atlet Indonesia di Olimpiade Paris bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak muda untuk berkontestasi di panggung internasional.

Dalam laman resmi Kemenpora, pemerintah telah mengusung perencanaan peningkatan prestasi dan proses pembinaan dalam sebuah Grand Desain Keolahragaan Nasional (GDON).

Salah satu muatan dalam desain besar ini yaitu menetapkan 14 cabang olahraga unggulan yang akan diikutsertakan dalam event olahraga internasional Olimpiade dan Paralimpiade. Beberapa di antaranya adalah cabang olahraga Bulu Tangkis, Angkat Besi dan Menembak.

Indonesia juga memasang target jadi tuan rumah dan tengah dalam proses bidding menjadi tuan rumah Olimpiade tahun 2032. Pemerintah tidak ingin Indonesia hanya sekadar jadi penyelenggara saja, tapi juga ditargetkan masuk 10 besar peraih medali terbanyak. 

merah putih
Bendera Merah Putih berkibar saat upacara penganugerahan medali juara kepada atlet panjat tebing putra, Veddriq Leonardo yang meraih medali emas di Olimpiade Paris, Kamis (8/8/2024). (FOTO: Wahyu Putro)

Anggaran

Di lain pihak, Wakil Ketua Komisi Bidang Olahraga DPR, Hetifah Sjaifudian mengapresiasi capaian atlet Indonesia yang telah memperoleh 2 medali emas dan 1 medali perunggu dalam Olimpiade Paris 2024.

Hetifah menyebut Indonesia memiliki potensi besar di cabang-cabang olahraga yang selama ini kurang mendapatkan perhatian. Ia mendorong tambahan anggaran untuk meningkatkan prestasi atlet olahraga Indonesia.

"Kalau anggaran dari Kemenpora sendiri menurut saya atau kami di komisi 10 berpendapat itu terlalu kecil ya kalau untuk bisa diharapkan meningkatkan prestasi berbagi cabor di kancah internasional dan juga menciptakan ekosistem olahraga yang lebih berkelanjutan. Jadi anggaran khususnya ya untuk perawatan dan sarana prasarana itu dan juga pembinaan atlet dari usia dini," kata Hetifah kepada KBR (09/08/24).

Wakil Ketua Komisi bidang Olahraga di DPR Hetifah Sjaifudian juga mendorong agar momentum raihan medali di Olimpiade Paris memberikan dorongan untuk mengembangkan prestasi olahraga-olahraga belum populer.

Ekosistem olahraga

Dihubungi terpisah, Pengamat olahraga meminta pemerintah melanjutkan tradisi medali emas di ajang Olimpiade berikutnya. Pengamat olahraga, Ainur Rohman menyebut, masih ada sejumlah peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan perolehan medali di Olimpiade.

Baca juga:

"Jadi ada beberapa cabang potensial yang bisa dikembangkan untuk mendulang medali emas, yang tampak ini adalah keberhasilan PABSI dan FPTI ya, sport climbing dan weight lifting ini yang berhasil gitu, dan sebenarnya ada beberapa cabang olahraga lain gitu yang bisa di-push lagi. PABSI ini kan ada dua lifter, selain Rizki Juniansyah ada juga Rahmat Erwin Abdullah. Cuma sayangnya dua orang ini adalah dua atlet top dunia yang berada di kelas yang sama, 73 kilogram, jadi cuman mampu menggiring satu," ucap Ainur kepada KBR, hari ini.

"Ada juga misalnya dari panahan ini Diananda Choirunisa ini hampir sekali bisa mencapai semifinal itu sebetulnya sudah menjadi sejarah tersendiri, sampai perempat final itu dia manusia Asia Tenggara yang pertama, itu juga bisa dikembangkan," sambungnya.

Diananda
Pemanah putri Indonesia Diananda Choirunisa menang saat menghadapi pemanah Belanda Laura van der Winkel pada babak 64 besar panahan nomor perorangan putri Olimpiade Paris 2024 Selasa (30/7/2024). (FOTO: ANTARA/Wahyu Putro)

Pengamat olahraga, Ainur Rohman mendorong pemerintah menciptakan ekosistem olahraga yang mampu meningkatkan prestasi atlet. Mulai dari fasilitas meliputi sarana dan prasarana, hingga pembinaan atlet sejak usia dini.

"Pengembangan fasilitas itu harus diperbaiki, ketika misalnya pemerintah menyediakan fasilitas-fasilitas olahraga bagi anak-anak untuk berolahraga di seluruh daerah di Indonesia secara merata seperti negara-negara maju lakukan itu akan menciptakan ekosistem yang baik lalu ada pembinaan di situ partisipasi meningkat, karena partipasi meningkat kemungkinan munculnya talent-talent atlet elite kelas dunia itu akan muncul," kata Ainur.

"Jadi banyak hal yang harus dilakukan, tidak hanya soal dana, tetapi juga untuk menciptakan ekosistem agar orang-orang yang berlatih wall climbing, weight lifting, panahan itu semakin banyak dan semakin tersebar di seluruh Indonesia jadi ekosistemnya juga perlu diperhatikan dan itu bukan tugas swasta tapi tugas pemerintah," sambungnya.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!