NUSANTARA

Terserang Hama Gurem, Petani Bawang di Magetan Rugi Ratusan Juta

"Kenyataannya seperti itu, serangannya begitu mendadak, cepat, daunnya begitu terhisap sudah kering."

AUTHOR / Adhima Soekotjo

EDITOR / Rony Sitanggang

Hama gurem serang lahan petani bawang merah di Magetan
Jumadi petani bawang merah di Desa Sidomukti Kabupaten Magetan memeriksa tanaman bawang merahnya yang terserang hama gurem, Kamis (13/06/24). (KBR/Adhima S.)

KBR, Magetan-  Petani bawang merah di Kabupaten Magetan, Jawa Timur merugi hingga seratusan juta rupiah karena tanaman mereka terserang hama gurem. Jumadi salah satu petani bawang merah di Desa Sidomukti, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, mengatakan, seminggu terakhir tanaman petani banyak yang terserang gurem. 

Kata dia, hewan kecil kecil tersebut tiba tiba menyerang tanaman yang membuat daun bawang mengering dan akhirnya mati. 

“Daerah Nganjuk itu katanya gurem. Saya sendiri belum paham gurem seperti apa. Tapi kenyataannya seperti itu, serangannya begitu mendadak, cepat, daunnya begitu terhisap sudah kering. Serangannya cepat sekali," ujarnya ditemui di sawah miliknya Kamis (13/6/2024).

Jumadi menambahkan, akibat serangan gurem tersebut tanaman petani banyak yang mati sehingga mempengaruhi produktifitas hasil panen bawang merah. Jika biasanya satu bahu mereka bisa mendapatkan mencapai 2 hingga 3 ton, dengan adanya hama guren dia mengaku hanya bisa panen bawang merah sebanyak 2 hingga 3 kwintal. 

Jumadi mengaku akibat gagal panen kerugian petani bisa mencapai 80 hingga 100 juta rupiah. 

Hingga saat ini dia mangaku belum ada tindakan dari penyuluh pertanian di desanya. 

“Gagal panen perhektar ini biaya operasional tanam sampai perawatan ini sampai 80 sampai 100 juta,” katanya.


Baca juga: 

Petani bawang merah di Magetan, Jumadi mengatakan, harga bawang merah jelang Iduladha sangat mejanjikan. Kata dia, harga bawang merah di tingkat petani saat ini mencapai Rp 22.000, sementara untuk bawang merah yang rusak hanya terjual Rp 12.000.


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!