NASIONAL

Realisasi Impor Bawang Putih Rendah, KSP Panggil Importir

"Kita akan undang para importir yang realisasi impornya masih rendah karena kita tahu bahwa 95 persen dari bawang putih ini berasal dari impor."

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

EDITOR / R. Fadli

Realisasi Impor Bawang Putih Rendah, KSP Panggil Importir
Calon pembeli memilih bahan kebutuhan pokok di Pasar Rangkasbitung, Lebak, Banten, Sabtu (1/6/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

KBR, Jakarta - Deputi Bidang Perekonomian Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Edy Priyono mengatakan pihaknya Pemerintah akan memanggil importir bawang putih yang hingga kini realisasi impornya masih rendah.

Menurut Deputi Bidang Perekonomian Kepala Staf Kepresidenan, Edy Priyono, pemanggilan ini sudah dikoordinasikan dengan Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan.

“KSP akan kembali memanggil para importir yang realisasi impornya masih rendah, insya Allah minggu depan kita akan undang para importir yang realisasi impornya masih rendah karena kita tahu bahwa 95 persen dari bawang putih ini berasal dari impor, kita tergantung impor sehingga kita ingin persetujuan impor yang sudah diberikan bisa direalisasikan sesuai dengan komitmen yang telah diajukan,” ucapnya dalam Rakor Pengendalian Inflasi Daerah 2024 dipantau via Youtube Kemendagri RI, Selasa (3/9/2024).

Deputi Bidang Perekonomian Kepala Staf Kepresidenan, Edy Priyono menambahkan, selain memanggil importir bawang putih, kini tengah dijajaki mekanisme apalagi yang harus dilakukan, jika realisasi impor masih tetap rendah.

Pemanggilan para importir bawang putih juga tak lepas kaitannya dari lonjakan harga bawang putih belakangan ini.

Data per 30 Agustus menunjukkan, harga bawang putih menyentuh Rp42.000 per kilogram. Harga ini lebih tinggi dari rata-rata harga tahun lalu yakni Rp37.900 per kilogram.

Baca juga:

Harga Bawang Putih Mahal, Diduga Ulah Nakal Distributor

Harga Pangan Masih Tinggi Menjelang Iduladha, IKAPPI Sebut Faktor Stok

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!