NASIONAL

Harga Bawang Putih Mahal, Diduga Ulah Nakal Distributor

Di daerah-daerah tertentu ini distributornya curang. Sehingga harganya selisihnya tinggi.

AUTHOR / Astri Septiani

EDITOR / Wahyu Setiawan

Harga Bawang Putih Mahal, Diduga Ulah Nakal Distributor
Calon pembeli memilih bahan kebutuhan pokok di Pasar Rangkasbitung, Lebak, Banten, Sabtu (1/6/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas

KBR, Jakarta - Tingginya harga bawang putih diduga akibat adanya praktik curang saat importasi dan distribusi. Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen Kementerian Dalam Negeri Tomsi Tohir mengatakan, ada disparitas atau perbedaan harga yang mencolok di sejumlah wilayah.

Dia meminta hal ini ditindaklanjuti oleh Kementerian Perdagangan.

"Bawang Putih ini kan harga HET-nya Rp38 ribu, kita masih Rp43 ribu. Tetapi disparitas harganya tinggi. Untuk daerah-daerah tertentu itu tinggi. Oleh sebab itu, tolong dicek kembali selain daripada volume-volume impornya, ini mereka nahan, Pak, ini nahan," kata Tomsi saat rakor inflasi, Senin (8/7/2024).

"Kenapa? Di daerah-daerah tertentu ini distributornya curang. Sehingga harganya selisihnya tinggi. Ini yang harus diperhatikan. Kalau bisa dikasih surat teguran gitu loh, Pak. SP (surat peringatan) 1, SP 2 begitu supaya tidak hanya diimbau-diimbau," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan Bambang Wisnubroto, mengakui harga bawang putih masih tinggi.

Baca juga:

Saat ini harga eceran nasional bawang putih grade A (kating) tercatat sekitar Rp43.100 per kilogram. Sementara grade B (honan) Rp42.600 per kilogram.

Dia menjelaskan, realisasi impor bawang putih mencapai sekitar 225 ton atau 64 persen dari total kuota. Dia mendorong pelaku impor tidak menahan distribusi bawang putih.

"Dalam beberapa kesempatan Pak Menteri (Menteri Perdagangan, red) juga sudah menyampaikan dan mengultimatum keras kepada importir pangan yang tidak melakukan realisasi, tentunya nanti akan dipertimbangkan untuk dibekukan, di-blacklist," kata Bambang.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!