NASIONAL

Prediksi Epidemiolog Soal Potensi Lonjakan Kasus COVID-19 Usai Nataru

Sebagian besar penduduk Indonesia sudah melakukan vaksinasi.

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

Kasus covid meningkat
Penumpang KRL di stasiun Bekasi seusai pencabutan peraturan penggunaan masker di transportasi umum. Senin, (16/6/2023). (FOTO: ANTARA /Fakhri Hermansyah)

KBR, Jakarta - Kementerian Kesehatan melaporkan 359 kasus baru COVID-19 hingga kemarin. Direktur Surveilans di Kemenkes Achmad Farchanny mengatakan, angka itu meningkat 13 persen dibanding hari sebelumnya.

Secara total per 14 Desember, ada hampir 1.499 kasus aktif COVID-19 di Indonesia. Dari catatannya, tren kenaikan kasus terjadi sejak awal Desember.

Peningkatan terbanyak terjadi di Jakarta. Disusul Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur.

Achmad meminta dinas kesehatan daerah meningkatkan kewaspadaan dan testing menjelang musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru). Sebab angka tes menurun drastis sejak awal tahun.

Akankah Kasus Makin Melonjak Usai Nataru?

Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI) Iwan Ariawan, memperkirakan kasus COVID-19 ke depannya tetap terkendali. Meski kasus mengalami kenaikan, namun menurutnya tingkat fatalitasnya rendah.

Dia menilai tidak perlu ada aturan syarat perjalanan seperti menunjukkan hasil negatif tes COVID-19 atau sertifikat vaksinasi. Menurutnya, cukup dengan perkuat protokol kesehatan seperti memakai masker di tempat maupun kendaraan umum, serta cuci tangan dan melengkapi vaksinasi.

"Kalau peraturan menunjukkan hasil negatif tes COVID-19 atau sertifikat vaksinasi, menurut saya enggak perlu, karena kasusnya sekarang terkendali. Dan kalau saya duga jika ada kenaikan, itu masih terkendali artinya mungkin sekali akan naik, tapi kan fatalitasnya rendah untuk varian yang beredar sekarang. Jadi yang bisa dilakukan adalah anjuran unruk memakai masker di tempat umum atau kendaraan umum, cuci tangan, dan lengkapi vaksinasi," kata Iwan kepada KBR, Kamis (14/12/2023).

Dia memperkirakan kasus COVID-19 akan terkendali karena sebagian besar penduduk Indonesia sudah melakukan vaksinasi. Selain itu, virus yang beredar adalah subvarian dari Omicron yang meski penularannya cepat, tapi fatalitas rendah.

“Jadi memang kasusnya lagi naik betul, cuma kan kenaikannya sekarang itu meskipun memang kalau dari segi persentase naiknya dua kali lipat, tapi kan dua kalinya itu dari angka yang kecil ya. Jadi secara absolut jumlah kasusnya masih sedikit atau kalau pakai inidkatornya WHO itu masih level satu baik jumlah kasus, perawatan rumah sakit, maupun kematian. Jadi artinya masih terkendali,” ucap Iwan.

Baca juga:

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!