NASIONAL

PKS Tak Menyesal Batal Usung Anies di Pilkada Jakarta

Kami sudah mengupayakan maksimal untuk mendukung Pak Anies.

AUTHOR / Shafira Aurel

EDITOR / Wahyu Setiawan

Anies Tak Maju Pilkada Jabar, Meski Ada Partai Meminta
Bekas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai penutupan Mukernas DPP Partai Perindo di Jakarta, Rabu (31/7/2024). ANTARA FOTO/Bayu Pratama.

KBR, Jakarta - Wakil Ketua Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menegaskan partainya tak menyesal batal mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta 2024.

Ia mengeklaim partainya telah berusaha semaksimal mungkin untuk menambahkan kursi dukungan agar Anies bisa melaju di pilkada.

"Kalau PKS ya kami tidak menyesal. Kami sudah mengupayakan maksimal untuk mendukung Pak Anies. Kami sudah mengupayakan, bahkan Pak Syaikhu mencari tambahan kursi. Bahkan sampai Perindo datang kiami ta minta untuk dukung, PSI datang (kami juga minta dukung)," ujar Hidayat di komplek parlemen, Selasa (3/9/2024).

"Bahkan tawarannya Mas Gibran kan bilang yang paling pas untuk menjadi gubernur Jakarta adalah pemenang pemilu Jakarta yakni PKS dan Pak Syaikhu. Apakah Pak Syaikhu kemudian tergiur dengan tawaran itu, kan nggak. Justru dia mengajak Mas Gibran, PSI untuk mendukung AMAN, Anies-Sohibul Iman," sambungnya.

Hidayat Nur Wahid menyebut batalnya PKS mengusung Anies disebabkan kurangnya kursi dukungan. Akhirnya PKS sepakat bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus untuk mendukung Ridwan Kamil-Suswono.

Dia membantah jika partainya dituduh tersandera kekuasaan untuk mengusung Anies di Pilkada Jakarta 2024.

Anies sebelumnya mendapat dukungan dari PKS, Nasdem, dan PKB untuk maju di Pilkada Jakarta. Namun ketiga partai mencabut dukungan dan beralih ke KIM Plus.

Asa Anies untuk didukung PDIP juga kandas usai partai berlambang banteng itu mengusung kadernya Pramono Anung-Rano Karno.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!