NASIONAL

Pengamat IPB: Pemerintah Cari-cari Alasan untuk Terus Impor Beras

Alasan defisit beras untuk membenarkan impor beras 3,3 juta ton tahun dianggap sangat tidak sesuai kenyataan. Menurut Dwi Andreas, stok beras awal 2024 justru melonjak luar biasa menjadi 6,7 juta ton.

AUTHOR / Fadli Gaper

Pengamat IPB: Pemerintah Cari-cari Alasan untuk Terus Impor Beras
Warga membawa beras di acara Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah CBP di Temanggung, Jawa Tengah, Senin (22/1/2024). (Foto: ANTARA/Anis Efizudin)

KBR, Jakarta - Pemerintah dinilai hanya mencari-cari alasan pembenaran untuk mendukung kebijakan impor beras 3,3 juta ton pada 2024.

Guru Besar Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan, salah satu alasan pembenaran yang digunakan pemerintah adalah dengan mengulang-ulang pernyataan bahwa stok beras nasional mengalami defisit.

"Lalu terakhir-terakhir kita disuguhi satu alasan, bahwa kita defisit beras. Pada Januari 2024 defisit sebanyak 1,2 juta ton, Februari 2024 defisit 1,6 juta ton. Itu yang selalu dikemukakan untuk membenarkan alasan impor di 2024. Padahal ini hanya permainan kata-kata saja. Defisit beras yang dimaksud di sana adalah defisit pada bulan yang bersangkutan, jadi produksi dikurangi konsumsi. Dan itu pasti sejak Mei 2023, kita selalu defisit," ujar Dwi Andreas Santosa di Acara CORE Economic Outlook Sectoral 2024, Selasa (23/1/2024).

Baca juga:


Dwi Andreas Santosa menambahkan, alasan defisit beras untuk membenarkan impor beras 3,3 juta ton tahun ini sangat tidak sesuai kenyataan.

Menurut Dwi Andreas, stok beras awal 2024 justru melonjak luar biasa menjadi 6,7 juta ton, dibandingkan stok beras awal tahun lalu yang hanya 4 juta ton.

Di sisi lain, menurut Andreas, produktivitas padi Indonesia dinilai stabil, antara 5,1 sampai 5,3 juta ton per hektar. Tapi, produktivitas ini kalah dibandingkan Vietnam yang rata-rata mencapai 6 juta ton per hektar.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, Indonesia mengimpor beras dari India dan Thailand sebanyak 3 juta ton, guna memperkuat cadangan pangan nasional tahun ini di tengah pengaruh cuaca Super El Nino.

Jokowi mengeklaim, dengan adanya kesepakatan impor beras dari dua negara tersebut, Indonesia telah memperoleh rasa aman untuk urusan pangan pada 2024.

Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!