NASIONAL

Indonesia Diperkirakan Kekurangan Beras 2,8 Juta Ton

Pemerintah memenuhi defisit tersebut melalui importasi.

AUTHOR / Astri Yuana Sari

Indonesia Diperkirakan Kekurangan Beras 2,8 Juta Ton
Ilustrasi: Presiden Joko Widodo memantau penanaman padi dan bertemu petani di Kecamatan Kesesi, Kab. Pekalongan, Jateng, Rabu, (13-12-2023). Foto: BPMI Setpres

KBR, Jakarta- Indonesia diperkirakan kekurangan stok beras sekitar 2,8 juta ton pada Januari-Februari 2024.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi usai rapat terbatas di Istana Negara, Kamis, (18/1). Arief menjelaskan, pemerintah memenuhi defisit tersebut melalui importasi, namun tidak boleh merugikan petani.

"Dari kerangka sampel area yang dikeluarkan BPS, memang Januari dan Februari itu kalau ditotal dari kebutuhan versus produksi itu ada gap sekitar 2,8 juta ton. Tapi, kami laporkan kepada Pak Presiden tahun lalu, Pak Presiden sudah menyetujui dalam rapat internal untuk melakukan importasi 2 juta ton, syaratnya memang harga di tingkat petani tetap dijaga baik seperti hari ini," kata Arief usai rapat terbatas di Istana Negara, Kamis (18/1/2024).

Arief menjelaskan, angka panen pada Januari 2024 mendekati 1 juta ton. Padahal, kebutuhan satu bulan adalah sekitar 2,5-2,6 juta ton.

"Dua bulan itu akibat El Nino ini Januari-Februari kita kekurangan sekitar 2,8, tetapi kita akan cover dengan yang carry over 2023 dan importasi yang masuk di 2024," imbuhnya.

Arief menambahkan, negara asal impor beras yakni dari Vietnam dan Thailand.

"Kemudian tadi kami juga melaporkan bahwa akan follow up beberapa yang sudah dengan Pak Presiden, yang dari China, Thailand, dan Vietnam. Jadi, tapi ada catatan, masuknya kalau boleh sebelum panen raya sudah harus masuk," imbuhnya.

Petani Tolak Impor

Kalangan petani menolak kebijakan pemerintah mengimpor beras tiga (3) juta ton tahun ini. Alasannya antara lain dikarenakan beras impor akan tiba di Maret nanti.

Padahal di bulan itu, petani tengah menikmati musim panen padi. Akibatnya menurut Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih, beras impor bakal membuat petani terancam merugi.

"Potensi menurunkan harga gabah petani yang katakanlah sebulan lagi, dua bulan lagi akan menghadapi panen padi. Bahkan sebagian di Sumatra Utara misalnya tempat saya ini sudah panen. Jadi, kita sangat menyesalkan sekali mengapa pemerintah Jokowi ini yang sejak awal berkuasa, berjanji untuk menolak impor beras, justru di tahun ke-10 ini dia masih mengimpor beras," ujar Henry kepada KBR, Rabu, (10/1/2024).

Ketua Umum Serikat Petani Indonesia Henry Saragih menilai, kebijakan impor beras juga membuktikan kegagalan pemerintahan Presiden Joko Widodo menjaga ketahan pangan nasional.

Sekaligus, kegagalan Perum Bulog menyerap gabah atau beras petani. Henry mengingatkan, jika impor beras dilanjutkan maka pekan depan Serikat Petani Indonesia akan menggelar aksi demo besar-besaran.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!