NASIONAL

Pelanggaran HAM Berat, Eksil 65 Sesalkan Jokowi Tak Minta Maaf

"Pak Jokowi telah berbuat sesuatu untuk kemanusiaan. Ini sekali lagi saya menyampaikan penghargaan saya."

AUTHOR / Rony Sitanggang

Eksil 65
Eksil korban pelanggaran HAM 65, Sungkono saat berdialog dengan Menkopolhukam Mahfud MD di Den Haag, Belanda, Minggu (27/8/23). (Foto: KBRI)

KBR, Jakarta - Korban pelanggaran HAM berat tragedi 1965 di Belanda menyesalkan Presiden Joko Widodo tak meminta maaf atas terjadinya peristiwa itu. 

Meski begitu eksil korban pelanggaran HAM, Sungkono, menyampaikan penghargaan pada Jokowi yanng mengakui terjadinya 12 kasus pelagngarna HAM berat masa lalu. 

"Pak Jokowi telah berbuat sesuatu untuk kemanusiaan. Ini sekali lagi saya menyampaikan penghargaan saya. Tetapi saya merasa ini pernyataan Pak Jokowi masih belum lengkap. Kalau sudah mengakui dosa senegara itu, mengakui dosa sekian besarnya kok tidak meminta maaf hanya menyesali?" kata Sungkono dalam konferensi pers daring pertemuan dengan para eksil di Amsterdam, Belanda, dipantau secara virtual di Jakarta, Senin (28/8/2023).

Sungkono, yang saat peristiwa 65 terjadi tengah belajar di Uni Sovyet menyampaikan itu saat pertemuan dengan Menko Polhukam Mahfud MD di Belanda.

Baca juga:

Menanggapi desakan permintaan maaf, Menko Polhukam Mahfud MD mengatakan pemerintah tidak perlu meminta maaf karena pemerintah reformasi-lah yang menjatuhkan rezim Orde Baru. Mahfud mengatakan, seharusnya pemerintah Orde Baru-lah yang meminta maaf.

Mahfud MD bersama Menteri Hukum dah HAM Yasonna Laoly menemui korban peristiwa 1965 yang tinggal di Belanda dalam rangka Penyelesaian Non-Yudisial Pelanggaran HAM Berat (PPHAM).

“Saya dan pemerintah berusaha untuk memulihkan hak para korban. Ini yang kita lakukan sekarang ketemu di Amsterdam ini. Sekarang kami ketemu di Amsterdam ini untuk melakukan pemulihan hak korban yang masih ada, secara adil dan bijaksana tanpa menegasikan penyelesaian yudisial,” kata Mahfud dalam konferensi pers daring pertemuan dengan para eksil di Amsterdam, Belanda.


Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!