NASIONAL

Menkes: Dokter Asing untuk Selamatkan 6 Ribu Bayi

"Isunya juga bukan merendahkan kemampuan dokter-dokter kita, nggak, dokter kita mampu."

AUTHOR / Astri Yuanasari

EDITOR / Rony Sitanggang

Dokter Spesialis Asing
Menkes Budi Gunadi Sadikin (kanan) sebelum rapat kerja bersama Komisi IX DPR di kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (02/07/24). (Antara/Aditya Pradana)

KBR, Jakarta-  Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menegaskan, misi utama pemerintah untuk mendatangkan dokter asing ke Tanah Air adalah untuk menyelamatkan sekitar 6 ribu bayi yang berisiko meninggal akibat kelainan jantung bawaan. Budi mengatakan, saat ini ada sekitar 12 ribu bayi berisiko meninggal karena jantung bawaan, namun kemampuan dokter di Indonesia hanya bisa menangani 6 ribu bayi per tahun.

"Jadi 6 ribu bayi tidak tertangani. Ini bayi-bayi ini memiliki risiko tinggi untuk meninggal, kalau kita tunggu resikonya makin tinggi. Nah kedatangan dokter asing itu itu sebenarnya untuk menyelamatkan 6 ribu nyawa ini," kata Budi kepada wartawan di Istana Negara, Selasa (2/7/2024).

Menkes Budi Gunadi mengakui, kebijakan mendatangkan dokter asing ini belum sepenuhnya diterima oleh sejumlah pihak, yang mengaitkan dengan kualitas dokter Indonesia.

"Mungkin teman-teman ada yang merasa sensitif seperti Dekan FK Unair, bahwa oh dokter kita lebih hebat, kemudian kita juga bisa. Isunya bukan itu, isunya juga bukan merendahkan kemampuan dokter-dokter kita, nggak, dokter kita mampu. Masalahnya nggak cukup, dan lebih dari 6 ribu bayi setiap tahun mengalami risiko kehilangan nyawa," imbuhnya.


Baca juga:

Sebelumnya, Kemenkes mengeluarkan surat edaran terkait rencana mendatangkan dokter asing ke Indonesia. Dalam SE yang ditandatangani pada 9 Juni 2024 tersebut, terdapat arahan Menteri Kesehatan agar Rumah Sakit Vertikal di Lingkungan Kementerian Kesehatan memberikan peluang terhadap kehadiran dokter WNA. Tujuannnya untuk transfer pengetahuan sesuai kebutuhan rumah sakit dan pelayanan kesehatan dimana terdapat kekurangan Sumber Daya Daya Manusia (SDM).

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!