NASIONAL

Pendidikan Dokter Spesialis, Tak Perlu Lagi Uang Kuliah

""Jadi pendidikan dokter spesialis ini sama seperti pendidikan dokter spesialis di dunia yakni tidak usah bayar uang kuliah, tidak usah bayar uang pangkal.""

Heru Haetami

Dokter Spesialis
Ilustrasi - Dokter. (Foto: ANTARA/HO-Sutterstock)

KBR, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, Indonesia dihadapkan pada kekurangan jumlah tenaga dokter spesialis hingga 29.000 orang. Sementara selama ini, per tahun Indonesia hanya mampu mencetak 2.700 dokter spesialis.

Untuk itu, Menkes mengeklaim, melalui program pendidikan dokter spesialis (PPDS) hospital based maka kekurangan tenaga dokter spesialis dapat diatasi.

"Salah satu penyebab kurang memang produksi dokter spesialis kita 2700 per tahun. Kebutuhan kita 29.000-30.000. Jadi butuh waktu 10 tahun lebih dan itu terjadi terus setiap tahun. Sebagai komparasi Inggris yang penduduknya 50 juta seperenam dari Indonesia, produksi dokter spesialisnya 12.000 per tahun. Hampir lima kali lipat dari produksi di Indonesia. Nah sesudah kami lihat memang karena sistemnya berbeda. Itu sebabnya pada kali ini kita membuka pendidikan berbasis rumah sakit dan kolegium, karena memang ini yang dilakukan standar di seluruh dunia," kata Budi saat peluncuran pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit di RS Anak dan Bunda Harapan Kita, Jakarta Barat, Senin, (6/5/2024).

Menkes juga mengatakan, akan ada 420 rumah sakit pendidikan, dan sekarang akan mendampingi 24 fakultas kedokteran yang sudah melakukan pendidikan spesialis. Sehingga bukan hanya 24 yang bisa memproduksi tapi ditambah lagi menjadi 420.

Masalah lainnya, Budi bilang, mahalnya biaya pendidikan dokter spesial.

"Jadi pendidikan dokter spesialis ini sama seperti pendidikan dokter spesialis di dunia yakni tidak usah bayar uang kuliah, tidak usah bayar uang pangkal. Mereka akan jadi tenaga kontrak dari rumah sakit sehingga mereka mendapat benefit yang normal seperti tenaga kerja lainnya," katanya

Menkes mengatakan, pemerintah juga akan memberikan afirmasi bagi semua dokter spesialis dan dokter umum yang ingin jadi dokter spesialis di daerah.

"Sekarang hampir sebagian besar dari lulusan dokter spesialis berasal dari kota. Karena memang akses dokter spesialis dari daerah sulit sekali untuk lulus, masuk dan diterima. Persentasenya sangat kecil. Oleh karena itu kita melakukan program afirmasi," katanya.

Baca juga:

Jokowi Instruksikan Terobosan Tambah Dokter Spesialis

Dokter Spesialis Kurang, Kemenkes Ubah Sistem Pendidikan

Editor: Fadli

  • Calon Dokter Spesialis
  • Dokter
  • Kemenkes
  • RSP-PU

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!