NASIONAL

Mengenal Ajeng, Asisten Masinis KAI Yogyakarta

Banyak yang menganggap dan mempertanyakan, perempuan itu bisa apa?

AUTHOR / Ken Fitriani

KAI Yogyakarta
Asisten Masinis di KAI Daop 6 Yogyakarta, Ajeng Elsantika Purnawati ditemui KBR di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta (19/2/2024). (Foto: KBR/Ken)

KBR, Yogyakarta - Ada srikandi di jajaran petugas masinis Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta. Namanya, Ajeng Elsantika Purnawati. Perempuan kelahiran 22 tahun silam asal Lamongan, Jawa Timur itu menjabat Asisten Masinis di KAI Daop 6 Yogyakarta. Ajeng kini memburu target menempuh 2000 jam (tugas) sebagai syarat untuk naik tingkat menjadi masinis.

Ditemui KBR usai dinas perjalanan, Ajeng mengungkapkan, perempuan harus bisa membuktikan bahwa pekerjaan yang didominasi oleh kaum laki-laki juga bisa dilakukan oleh perempuan.

"Kita itu harus bisa membuktikan. Bisa ngasih contoh yang kalau kita itu bisa. Contohnya ya kaya tugas-tugas masinis. Yang lain itu kan masinisnya rata-rata laki-laki, nah itu, kita itu bisa ngelakuin (tugas masinis itu)," katanya di Stasiun Lempuyangan Yogyakarta, Senin (19/2/2024).

Ajeng menambahkan, kerja sebagai asisten masinis membutuhkan ketelatenan, ketelitian, fokus tinggi dan risiko besar.

"Saya baru tertarik dengan profesi sebagai masinis kereta api saat pelatihan. Ternyata menjadi berada di depan (gerbong lokomotif), menemani masinis, membawa banyak penumpang, itu tanggung jawabnya besar. Dan itu tantangan yang saya sukai," jelasnya.

Ajeng mencurahkan isi hatinya, ia kadang dipandang sebelah mata, karena pekerjaan masinis pada umumnya dilakukan oleh kalangan laki-laki. Bahkan tak jarang, ia kerapkali mendapatkan komentar negatif dari orang lain.

"Komentar (negatif) ada. Banyak yang menganggap dan mempertanyakan, perempuan itu bisa apa?" tukasnya.

Mendaftar sebagai masinis kereta api pada September 2021, Ajeng mengatakan, ketika itu ada lowongan kerja dengan kriteria sebagai masinis wanita.

Maka, begitu lulus dari SMA, pada 2021 itu Ajeng kemudian mendaftarkan diri di PT KAI.

"Saya lulus SLTA langsung mendaftar di KAI pada 2021. Di situ tertera lulusan SLTA masinis wanita. Saya pikir, belum ada masinis wanita," paparnya.

Ajeng pun mengikuti serangkaian tahapan tes dan persyaratan seleksi, antara lain tes administrasi, kesehatan, psikologi, wawancara hingga tes akhir kesehatan.

Semua tes "dilahap" Ajeng. Hasilnya? Ia dinyatakan lolos seleksi dan menandatangani kontrak kerja sebagai pegawai PT KAI dengan tugas sebagai masinis.

"Saya tanda tangan kontrak dulu di Daop Surabaya, tapi keterimanya malah di Daop 6 Yogyakarta. Diterima kerja per Februari 2022," ujarnya.

Baca juga:

- Jaga Nilai Sejarah, KAI Renovasi Stasiun Yogyakarta

- Tiket Kereta Lebaran, KAI Yogyakarta: Teliti Input Data Pemesanan

Keputusan Ajeng dalam memperjuangkan kesetaraan gender di dunia kerja layak diapresiasi. Sebab dari 135 masinis yang bertugas di Daop 6 Yogyakarta, hanya Ajeng dan dua teman perempuan lainnya yang merupakan calon masinis dari kaum perempuan.

"Bangga, perwakilan wanita. Bangga banget, mungkin sebelumnya tidak ada masinis wanita untuk kereta non-listrik. Kalau kereta listrik kan sudah ada. Kereta pertama yang saya jalankan itu "Banyubiru" arah Semarang. Perasaannya senang karena belum pernah duduk di depan gerbong lokomotif," jelasnya sambil tersenyun.

Ajeng pun menyampaikan pesan kepada kaum perempuan untuk tetap semangat dan jangan minder dengan apapun profesi yang dimiliki.

"Jangan minder, jangan menyerah. Buktikan kalau kita bisa menyetarakan gender pria-wanita di bidang profesi apapun," ajaknya.

Editor: Fadli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!