NASIONAL

Mengedukasi Pemilih Muda Bermodal Media Sosial

Gak sekedar ngonten, media sosial bisa edukasi pemilih muda

AUTHOR / Lea Citra

Podcast What's Trending
Podcast What's Trending

KBR, Jakarta- Laporan hasil riset mengenai pola pemakaian media sosial di sejumlah negara dari We Are Social dan Hootsuite mencatat bahwa orang Indonesia mengakses internet per hari rata-rata 8 jam 52 menit. Sebanyak 3 jam 14 menit digunakan untuk mengakses media sosial.

WhatsApp, Facebook, Instagram, TikTok, dan Twitter secara berurutan adalah media sosial yang paling banyak diakses para pengguna di Indonesia.

Dengan penggunaan sebesar itu, sudahkah media sosial dimaksimalkan sebagai sarana edukasi atau penyebaran informasi mengenai Pemilu?

Melansir laman Kementerian Komunikasi dan Informatika, media sosial menjadi sarana paling efektif untuk menyalurkan pendapat warganet. Kampanye dengan menggunakan media sosial juga dinilai jauh lebih efektif dan efisien menyasar kaum menengah ke atas, dibandingkan dengan melakukan kampanye konvensional, yaitu menggunakan atribut partai politik dan berorasi di ruangan terbuka.

Baca juga:

Perlu Nggak Sih, Buzzer Diatur UU?

Fenomena Cancel Culture di Media Sosial

Cek Fakta: Video dan Narasi soal Malaysia Marah Ditolak Jokowi Menjadi Anggota G20?

Founder Voice of Democracy (Vodem) Indonesia, Jhon Ias Ganesa mengungkap, saat ini media sosial sudah dimanfaatkan untuk keperluan Pemilu 2024. Namun John menekankan pentingnya pemanfaatkan media sosial sebagai media edukasi soal Pemilu, sebab rata-rata penduduk Indonesia dari berbagai kalangan usia sudah menggunakan media sosial.

Khusus kelompok muda, menurut Jhon, saat ini anak-anak muda lebih suka konten-konten dalam bentuk video pendek. Konten seperti ini dinilai Jhon bisa digunakan sebagai media edukasi soal Pemilu.

"Sebenarnya kalau dibilang konten yang paling efektif, sebenarnya semua konten itu tuh bisa dibilang bisa efektif. Sejauh ini sih yang kami lihat dari konten vodem.id itu adalah IG Reels. Sekarang anak muda itu lebih suka swap-swap video dibanding tulisan. Jadi konten IG reels itu bisa dibilang menjadi engagement yang tertinggi saat ini di vodem.id. Nggak tahu kenapa untuk hal-hal yang mungkin menjadi isu-isu yang jadi hangat, itu akan mendapatkan perhatian khusus kepada follower-follower vodem.id," ujar Jhon.

Sayangnya, menurut Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Amalia Salabi, saat ini Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) belum maksimal menggunakan media sosial sebagai tempat edukasi. Padahal menurut Amalia, media sosial menjadi tempat yang sangat potensial untuk memberikan edukasi pada pemilih muda dengan cara yang lebih ringan dan mudah dimengerti.

Lebih lanjut soal edukasi pemilu di media sosial, yuk kita dengarkan podcast What's Trending di link berikut ini:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!