NASIONAL

Kemenkes Konfirmasi 14 Kasus Cacar Monyet

"Kita sudah 14 kasus konfirmasi ya ini sudah lab-nya sudah positif,"

AUTHOR / Astri Yuanasari

cacar monyet
Ilustrasi: Telapak tangan pasien kasus cacar monyet di Republik Demokratik Kongo pada 1997. (Antara/Brian)

KBR, Jakarta- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi 14 kasus Monkey pox (Mpox) atau cacar monyet di Indonesia. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, data ini adalah jumlah kasus per 26 Oktober 2023. 

Kasus Mpox pertama yang dilaporkan adalah pada 20 Agustus 2022 sebanyak satu kasus. Namun sejak 13 Oktober 2023, Indonesia kembali melaporkan kasus cacar monyet. 

Maxi menyebut, rata-rata terjadi penambahan 2-3 kasus tiap hari.

"Kita sudah 14 kasus konfirmasi ya ini sudah lab-nya sudah positif, kemudian dua probable, dua probable ini ada gejala dan ada kontak dengan yang kasus konfirmasi, tapi tidak atau belum diambil lab agak susah dia. Kemudian ada sembilan suspek, ini ada gejala dan kita sudah ambil sampel tinggal menunggu," kata Maxi dalam keterangan pers, Kamis (26/10/2023).


Baca juga:

Maxi mengatakan, selain itu, hingga saat ini ada 17 kasus discarded atau negatif Mpox. Maxi menambahkan, dari 14 kasus konfirmasi tersebut, seluruhnya adalah laki-laki. Jika dilihat dari rentang usia, kebanyakan adalah 25-29 tahun sebanyak 9 kasus, dan 30-39 tahun sebanyak 5 kasus cacar monyet.

"Semua itu laki-laki 100 persen. Kemudian metode penularan kemungkinan besar itu, karena yang lain belum terbuka, tapi kontak seksual. Orientasi seksual itu paling banyak LSL 86 persen, kemudian heteroseksual ada, dan biseksual, tapi paling banyak pada kelompok LSL," kata Maxi

Hingga akhir September 2023, estimasi kasus konfirmasi cacar monyet secara global adalah sebesar 91.123 kasus, di 115 negara, dengan total  sebanyak 157 kematian.

Risiko penularan rendah

Epidemiolog mengimbau masyarakat tidak panik menyusul temuan kasus monkeypox atau cacar monyet di DKI Jakarta. Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan, risiko penularan penyakit tersebut sangat rendah bagi masyarakat umum.

"Memang 99% ini ditemukan atau kasus ini menyebar di kelompok pria yang memiliki perilaku berisiko tinggi yaitu gay dan melakukan hubungan anal, salah satunya. Hal yang juga di sisi lain tidak usah membuat paniknya adalah pertama bagi masyarakat umum ya Ini risikonya kecil sekali. Amat sangat kecil. kedua, proses penularannya juga lambat ya. Lambat sekali, artinya tidak mudah gitu ya," kata Dicky kepada KBR, Rabu (18/10/23).

Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menambahkan, meski angka kematian cacar monyet relatif kecil, namun virus ini berdampak serius bagi kelompok rentan dengan gangguan imunitas seperti penderita HIV. 

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!