NASIONAL

Kala Jokowi Keluhkan Ribetnya Urus Izin Event di Indonesia

Kalau saya jadi penyelenggara event itu, lemas dulu sebelum bertanding event-nya.

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

EDITOR / Wahyu Setiawan

Kala Jokowi Keluhkan Ribetnya Urus Izin Event di Indonesia
Presiden Jokowi memberikan arahan saat peluncuran digitalisasi layanan perizinan penyelenggaraan event di Jakarta, Senin (24/6/2024). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak

KBR, Jakarta - Presiden Jokowi mengeluhkan ribetnya mengurus izin penyelenggaraan event di Indonesia. Kepala negara mencontohkan, penyelenggaran balap motor MotoGP di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB), sampai memerlukan 13 izin dari desa, polsek, bea cukai, hingga dinas pemadam kebakaran.

Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat meresmikan Peluncuran Digitalisasi Layanan Perizinan Penyelenggaraan Event di Jakarta.

"Dimulai dari surat persetujuan desa, surat rekomendasi dari IMI NTB, surat rekomendasi IMI Pusat, surat rekomendasi dari polsek, surat rekomendasi dari polres ke atas lagi, surat rekomendasi dari Polda NTB, dan surat rekomendasi dari Mabes Polri. Kemudian ada surat dukungan dari RSUD di NTB, surat dukungan dari dinas kebakaran. Harus punya ini, kalau tidak izin-izin tadi tidak keluar. Surat pemberitahuan dari Bea Cukai karena mendatangkan barang-barang dari luar, surat pemberitahuan ke KEK NTB," ucap Jokowi, Senin (24/6/2024).

"Kalau saya jadi penyelenggara event itu, lemas dulu sebelum bertanding event-nya, mungkin masih ada tambahan lagi izin yang sudah saya sebut, atau mungkin duit saya sudah habis dulu sebelum event-nya terjadi. Ini fakta karena saya tanya langsung problemnya apa. Ini sama dengan konser musik, dengan event olahraga lainnya, enggak akan mungkin jauh dengan yang saya sebutkan tadi," imbuhnya.

Jokowi mengatakan, banyaknya izin yang harus diurus membuat beban penyelenggara event makin berat.

Untuk itu, Jokowi bakal memastikan sistem perizinan tunggal (OSS) penyelenggaraan event berjalan, sehingga tidak lagi harus mengurus banyak izin.

"Tapi juga akan saya ikuti terus, akan saya cek terus. karena yang terjadi dulu pernah di sebuah kementerian, sudah dibuat OSS, tapi karena tidak pernah dicek dan dikontrol, sistemnya dimatikan, artinya manual lagi, artinya ketemu lagi. Dan akhirnya ditangkap oleh KPK," kata Jokowi.

Singgung Konser Taylor Swift di Singapura

Jokowi menyinggung keberhasilan Singapura menggelar konser musisi internasional seperti Taylor Swift dan Coldplay selama beberapa hari.

Jokowi mengatakan, keberhasilan itu disebabkan mudahnya mengurus izin di sana.

"Kenapa sih selalu yang menyelenggarakan Singapura? Ya karena kecepatan melayani dalam mendatangkan artis-artis tadi. Dukungan pemerintah baik itu kemudahan akses, keamanan, dan lainnya," ucap Jokowi.

"Apa yang terjadi kalau kita berbondong-bondong nonton yang di Singapura? Itu ada namanya capital outflow, aliran uang dari Indonesia menuju Singapura, kita kehilangan. Kehilangan uang bukan hanya untuk beli tiket, tapi kehilangan uang Indonesia untuk bayar hotel, makan, transportasi, dan lain-lainnya," tuturnya.

Untuk itu Jokowi menekankan pentingnya penyelenggaraan event international seperti konser musik, konferensi, dan olahraga, guna menarik wisatawan.

Kepala negara mengeklaim, event MotoGP di Mandalika mampu meraup keuntungnya triliunan rupiah.

"Ini efeknya luar biasa dampak ekonominya Rp3,4 triliun bisa menyerap melibatkan tenaga kerja 8 ribu, UMKM terlibat kurang lebih seribu," tuturnya.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!