NASIONAL

Kala Jokowi Ingatkan Hati-hati Pilih Pemimpin

Jokowi beberapa kali menyinggung sosok calon pemimpin yang akan menggantikannya di tahun depan.

AUTHOR / Astri Septiani, Heru Haetami, Resky Novianto

Kala Jokowi Ingatkan Hati-hati Pilih Pemimpin
Presiden Jokowi saat Peluncuran Logo IKN di Istana Negara Jakarta, Selasa (30/5/2023). (Dok Sekretariat Presiden)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo mengingatkan para pengusaha agar berhati-hati memilih pemimpin di masa depan. Hal itu dipesankan Jokowi di hadapan kalangan pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Senin (31/7/2023).

"Kepemimpinan nasional di 2024, kepemimpinan nasional di 2029, kepemimpinan nasional di 2034, itu sangat menentukan Indonesia ini bisa melompat maju atau tidak. Jadi hati-hati memilih pemimpin kita. Siapa? Saya harus ngomong sore hari ini, siapa yang kita pilih? Kedaulatan ada di tangan rakyat," kata Jokowi dalam Acara DPN Apindo.

Jokowi beberapa kali menyinggung sosok calon pemimpin yang akan menggantikannya di tahun depan. Salah satu kriteria calon pemimpin masa depan itu, menurut Jokowi, harus mampu melanjutkan program-program pembangunan yang sudah ada, agar dapat mencapai target "Indonesia Emas 2045".

Saat acara 1 Dekade Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) di Bogor, Minggu (18/6/23), Jokowi juga mengingatkan agar jangan salah memilih pemimpin.

Jokowi menyebut, 13 tahun ke depan merupakan waktu yang krusial karena sangat menentukan nasib Indonesia untuk menjadi negara maju. Kata dia, jika pemimpin ke depan salah mengambil tindakan, Indonesia akan masuk dalam jebakan negara berkembang atau middle income trap.

"Begitu kita keliru mengarahkan haluan, bisa kita menjadi negara berkembang terus, terjebak dalam middle income trap, jebakan negara berkembang. Seperti yang saya sampaikan, negara di Amerika latin tahun 60-an, tahun 50-an itu sudah menjadi negara berkembang, tapi sampai saat ini tetap masih menjadi negara berkembang," kata Jokowi.

Baca juga:

    Jokowi menyebut, kondisi perekonomian dunia penuh ketidakpastian. Kata dia, keadaan dunia tidak normal. Salah satunya disebabkan situasi geopolitik perang Rusia-Ukraina. Sehingga kondisi geoekonomi ikut bergeser.

    Untuk itu, dia menekankan pentingnya memilih pemimpin negara yang baik di masa depan.

    Cawe-cawe

    Jokowi mengakui cawe-cawe dalam urusan politik. Hal itu ia sampaikan saat bertemu dengan sejumlah pemimpin redaksi media massa di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/5/2023).

    Dalam kesempatan lain, Jokowi kemudian menjelaskan maksud cawe-cawe dirinya dalam urusan Pilpres 2024.

    "Cawe-cawe itu kan sudah saya sampaikan bahwa saya cawe-cawe itu saya sampaikan menjadi kewajiban moral, menjadi tanggung jawab saya sebagai presiden dalam masa transisi kepemimpinan nasional di 2024. Ya harus menjaga agar masa transisi kepemimpinan nasional lewat pemilu serentak, lewat pilpres itu berjalan baik tanpa ada riak-riak yang membahayakan negara dan bangsa," kata Jokowi dalam keterangan pers usai menghadiri rapat kerja nasional PDIP di Jakarta, Selasa (6/6/2023).

    Jokowi mengaku dirinya tak bisa tinggal diam bila ada riak-riak politik yang mengancam negara dan bangsa.

    Baca juga:

    Editor: Wahyu S.

    Komentar

    KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!