NASIONAL

Jokowi: SDM Jadi Kunci Bonus Demografi

"Kita bisa mengambil manfaat dan bisa melompatkan negara ini menjadi negara maju."

AUTHOR / Astri Septiani

Bonus demografi
Presiden Jokowi saat groundbreaking Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jateng, Rabu (03/01/24). (Setpres) Peresmian Peng

KBR, Jakarta- Presiden Joko Widodo mengingatkan, pada tahun 2030-an Indonesia diperkirakan akan mendapatkan bonus demografi dengan jumlah penduduk usia produktif lebih banyak daripada nonproduktif. Hal itu ia sampaikan dalam sambutannya pada acara groundbreaking Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

“Kita di tahun 2030-an, 2035-an ini akan mendapatkan bonus demografi yang kita harapkan kita bisa mengambil manfaat dan bisa melompatkan negara ini menjadi negara maju. Kuncinya ada di pembangunan sumber daya manusia,” kata Jokowi di Banyumas, Jawa Tengah, Rabu (03/01/23).

Jokowi menyebut perlunya menyiapkan talenta dan mengembangkan keterampilan ke depan agar pembangunan SDM dapat terlaksana.


Baca juga:

- Ini Prioritas Program Ekonomi Kerakyatan Ketiga Paslon

- Bappenas Minta Pemuda Bantu Capai Target SDGs dengan Kurangi Sampah Makanan

Presiden Jokowi juga menekankan, pembangunan karakter juga menjadi kunci bagi pembangunan SDM Indonesia seutuhnya. Lebih lanjut, dengan pengalamannya dalam bidang pendidikan, Presiden pun meyakini Universitas Muhammadiyah Purwokerto akan mampu berkontribusi dalam pengembangan hal tersebut.

“Saya yakin Muhammadiyah dengan pengalaman panjangnya di bidang pendidikan akan menjadikan UMP sebagai kampus unggulan yang bereputasi internasional, kampus kebanggaan masyarakat Purwokerto yang akan berkontribusi pada pengembangan sumber daya manusia untuk bangsa dan negara,” tambahnya.

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!