NUSANTARA

Bappenas Minta Pemuda Bantu Capai Target SDGs dengan Kurangi Sampah Makanan

Sampah makanan paling banyak berasal dari piring-piring makanan yang dikonsumsi. Di Indonesia sumbangan sampah makanan mencapai 30 persen.

AUTHOR / Ken Fitriani

target SDGs
Menteri PPN Kepala Bappenas Suharso Monoarfa bersama Gubernur DIY Sri Sultan HB X di Yogyakarta, Senin (6/11/2023). (Foto: KBR/Ken Fitriani)

KBR, Yogyakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebut pemuda memiliki peran penting dalam menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) di 2030.

Peran tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan mengurangi sampah dari makanan yang dikonsumsi.

"Yang paling kecil adalah bagaimana kita bisa mengurangi sampah. Bagaimana kalau kita mengambil makanan di piring kita itu tidak menyisakan sampah. Kalau kita makan itu sesuai dengan kebutuhan kita," kata Suharso usai membuka SDGs Annual Conference (SAC) 2023 bertajuk 'Air, Energi, dan Pertanian menuju Ketahanan Pangan Berkelanjutan' di Royal Ambarrukmo Hotel Yogyakarta, Senin (6/11/2023).

Menurut Suharso, sampah makanan paling banyak diperoleh dari piring-piring yang dikonsumsi. Hal itu menjadi sumbangsih besar yang bisa dilakukan oleh pemuda Indonesia. Sebab di Indonesia sumbangan sampah makanan mencapai 30 persen.

"Jadi kita ingin bersama-sama mengurangi itu," tandasnya.

Baca juga:


Hemat air dan listrik

Selanjutnya, jelas Suharso, generasi muda juga bisa mulai peduli dan meningkatkan kesadaran untuk menghemat air dan menghemat listrik dalam kehidupan sehari-hari.

Hal tersebut juga merupakan salah satu upaya untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.

"Ya itu juga selaras dengan tujuan SDGs, " paparnya.

Terkait dengan bonus demografi yang akan dimiliki Indonesia pada 2045 mendatang, Suharso menyebut, salah satu cara yang diupayakan agar sesuai dengan tujuan pembangunan adalah melalui pendidikan.

"Pendidikan itu penting. Tapi sebelumnya harus dilengkapi dengan pemahaman kesehatan. Seperti stunting harus lebih rendah lagi. Kalau generasi muda bisa mulai sedari dini, bonus demografi bisa tercapai," ungkapnya.

Dalam kesempatan itu, Suharso mengungkap bahwa pengetahuan tentang SDGs ini bisa terdesiminasi kepada seluruh stakeholders dan masyarakat luas sehingga pemahaman bisa lebih lengkap dan lebih baik.

"Hampir semua sisi kehidupan dalam kehidupan sehari-hari adalah bagian dari SDGs," tandasnya.

Untuk mencapai percepatan pembangunan, lanjut Suharso, ada banyak hal yang bisa dilakukan. Diantaranya adalah desiminasi pengetahuan secara luas. Bahkan filosofi pembangunan ini sudah dikenalkan pada 1355.

"Ini tinggal diaplikasikan. Kemudian kita masukkan dalam rencana aksi nasional, aksi daerah melalui kebijakan baik secara RPJMN maupin RJPMD, " kata Suharso.

Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!