NASIONAL

Jelang Pemungutan Suara, Walhi: Pilah, Pilih, Pulih

“Prinsip pilah, memilah berdasarkan rekam jejak kejahatan konstitusi, kejahatan hak asasi manusia, kejahatan lingkungan, dan pelanggaran etik"

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

Pilah Pilih Pulih
Aksi mahasiswa tolak politik dinasti di Jalan Cut Mutia, Bekasi, Jabar, Selasa (06/02/24). (Antara/Fakhri Hermansyah)

KBR, Jakarta-   Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menyikapi kemunduran demokrasi era Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlebih dalam kaitannya dengan proses Pemilu 2024. Membaca “Seruan Keprihatinan Bangsa”, Direktur Eksekutif Nasional Walhi Zenzi Suhadi mengatakan penyelenggaraan Pemilu 2024 mengarah pada kemunduran demokrasi, penyempitan ruang-ruang sipil, pembangkangan konstitusi serta pelanggengan praktik pengerukan sumber daya yang ugal-ugalan.

Oleh sebab itu, Walhi menyerukan penerapan prinsip pilah-pilih-pulih saat mencoblos dalam agenda Pemilu 2024.

“Prinsip pilah, memilah berdasarkan rekam jejak kejahatan konstitusi, kejahatan hak asasi manusia, kejahatan lingkungan, dan pelanggaran etik dengan menggunakan nilai dan prinsip Walhi sebagai panduan, mencermati dan membedah visi-misi program dan agenda setiap agenda calon presiden, wakil presiden serta calon anggota legislatif,” kata Zenzi dipantau lewat kanal Youtube Walhi Nasional, Selasa (6/2/2024).

Kemudian prinsip pilih dan pulih maksudnya menolak terjebak pada janji, gimik, pencitraan, dan politik transaksional oleh para kandidat yang berwatak culas dan ugal-ugalan.

“Berkomitmen memilih kader politik hijau yang mengusung agenda keadilan ekologis, Berkomitmen mengawal agenda perwujudan pulihkan Indonesia sebagai hasil Pemilu 2024,” ucapnya.

Baca juga:

Direktur Eksekutif Nasional Walhi Zenzi Suhadi mengajak memilih berdasar komitmen.

“Berkomitmen memilih kader politik hijau yang mengusung agenda keadilan ekologis, Berkomitmen mengawal agenda perwujudan pulihkan Indonesia sebagai hasil Pemilu 2024,” ucapnya.


Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!