NASIONAL
India Setop Ekspor, Bulog: Harga Beras Dunia Melonjak
"Harga di tiga negara tersebut kemudian melonjak cukup tinggi. Bahkan untuk beras yang premium itu bisa sampai 20-50 dolar per liter kenaikannya,"
AUTHOR / Wahyu Setiawan
KBR, Jakarta- Kebijakan India yang menghentikan ekspor beras sejak 20 Juli lalu, menyebabkan harga komoditas pangan di negara lain melonjak. Kepala Divisi Perencanaan di Bulog Epi Sulandari mengatakan, kebijakan India memengaruhi kondisi pasar dunia.
Kata dia, harga beras di beberapa negara bahkan langsung melonjak usai India menghentikan ekspor beras.
"Dengan adanya kebijakan penghentian ekspor oleh India, mengakibatkan banyak permintaan pasar ke Thailand dan Vietnam maupun Pakistan. Sehingga harga di tiga negara tersebut kemudian melonjak cukup tinggi. Bahkan untuk beras yang premium itu bisa sampai 20-50 dolar per liter kenaikannya," kata Epi saat rapat koordinasi pengendalian inflasi., Senin (7/8/2023).
Kepala Divisi Perencanaan di Bulog Epi Sulandari mengatakan, naiknya harga beras di beberapa negara harus disikapi dengan menjaga ketahanan pangan dalam negeri. Dia memastikan, Bulog akan fokus menyerap beras-beras di wilayah produksi.
"Masih ada beberapa daerah produsen yang menjadi peluang bagi Bulog untuk menyerap gabah dan beras saat ini walaupun harga cukup tinggi, untuk menjaga pasokan beras cadangan pemerintah," kata dia
Baca juga:
- Antisipasi El Nino, Jokowi Minta Cadangan Pangan Tercukupi
- El Nino, Pedagang Pasar Sebut Harga Pangan Berpotensi Naik Tinggi
Sebelumnya Menteri Pertanian mengklaim ketersediaan beras nasional berdasarkan data dan neraca yang dimiliki oleh Kementerian Pertanian cukup baik hingga September 2023. Sampai September 2023, menurut Limpo, pemerintah masih punya overstock di atas 2,7 juta (ton). Artinya dari setiap bulan masih ada panen di atas 800 ribu hektare dan cukup untuk kebutuhan setiap bulannya di atas 2 jutaan.
Selain itu, Yasin Limpo meyakini komitmen bersama dari pemerintah daerah menjadi salah satu langkah penting untuk mempersiapkan diri menghadapi El Nino.
"Ada enam daerah itu antara lain Sumatra Utara, Sumatra Selatan, tiga (daerah) Jawa, ditambah dengan Sulawesi Selatan. Kemudian ada penyangganya adalah Kalimantan Selatan, NTB, Banten, dan Lampung. Saya yakin kalau ini bisa bergerak 500 ribu hektare, kemungkinan imbas dari El Nino itu kita bisa kendalikan dengan baik," lanjutnya.
Editor: Rony Sitanggang
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!