NASIONAL

INDEF Sebut Program Makan Bergizi Belum Siap Digelar, Variabelnya?

Beragam masalah muncul saat pelaksanaan hari pertama Makan Bergizi Gratis secara serentak, Senin, 6 Januari 2025.

AUTHOR / Ken Fitriani, Resky Novianto, Astri Yuana Sari

EDITOR / Sindu

INDEF Sebut Program Makan Bergizi Belum Siap Digelar, Variabelnya?
Ilustrasi: Program Makan Bergizi di salah satu TK di Padang, Sumatra Barat. Foto: ANTARA

KBR, Jakarta- Ekonom senior dari lembaga kajian ekonomi INDEF Tauhid Ahmad menilai, Program Makan Bergizi masih belum siap secara sistem, terutama anggaran dan terkait pengelolaan keuangan daerah.

Tauhid menyebut, pemerintah belum mengeluarkan regulasi yang jelas. Oleh karena itu, daerah juga masih menunggu keputusan menteri dalam negeri (mendagri), dan revisi Permendagri tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

"Jadi, kalau regulasi itu belum mengamanatkan MBG, agak susah. Takutnya tadi, daripada saya enggak berani masalah di depan, ya, lebih baik nanti, toh. Bukan tidak mendukung pemerintah pusat, ya, tapi daerah, kan, punya aturan pertanggungjawaban dan akuntabilitas sendiri," kata Tauhid kepada KBR, Rabu, (15/1/2025).

Tauhid menjelaskan, dasar anggaran Program Makan Bergizi ada di APBN, namun hanya besarannya saja, dan tidak disebutkan bagaimana pengalokasiannya. Karena itu, diperlukan percepatan regulasi, termasuk APBN Perubahan. Selain itu, mekanisme pengelolaan keuangan juga harus disusun cepat, termasuk petunjuk teknis dan mekanisme pengadaan barang dan jasa.

"Yang mau mengerjakan ini banyak, mekanisme itu harus dibuat. Saya kira itu harus disusun cepat petunjuk teknis, berdasarkan peraturan menteri, plus mekanisme harus dipercepat, kalau bisa Januari ini akan lebih baik. Baru pelatihan, training, dan lain sebagainya, termasuk mencari siapa yang akan menjadi pendukung untuk program ini di tingkat daerah," imbuhnya.

Temuan Beragam Masalah

Sebelumnya, beragam masalah muncul saat pelaksanaan hari pertama Makan Bergizi Gratis secara serentak, Senin, 6 Januari 2025.

Di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, program tersebut ditunda seminggu akibat ada masalah dengan katering. Sejumlah siswa di beberapa daerah juga mengeluh tidak mendapatkan makan gratis. Ada pula sekolah yang tidak menyajikan susu di menu makan bergizi.

Di kampung halaman Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Kota Solo, program itu bahkan belum dimulai. Sekda Pemkot Solo Budi Murtono berdalih belum ada petunjuk teknis dan koordinasi soal pelaksanaan program andalan Presiden Prabowo Subianto itu. Di daerah lain, makan bergizi juga belum serentak digelar di semua sekolah.

Di Jawa Barat, Penjabat Gubernur Bey Machmudin mengatakan baru menerima laporan pelaksanaan makan bergizi di tujuh kabupaten dan kota dari total 22 daerah. Sementara di Kota Semarang, Jawa Tengah, baru ada delapan sekolah yang memulai makan bergizi di hari pertama pelaksanaan.

Belum Dimulai

Fakta lain terungkap di Daerah Istimewa Yogyakarta DIY. Daerah tersebut belum memulai program makan bergizi lantaran tidak ada petunjuk teknis pelaksanaan.

Hal itu diungkap Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda DIY Ni Made Dwipanti Indrayanti.

"Kami kan belum tahu ya ini kan dari sisi begini, kami sudah menyiapkan dari sisi anggaran, karena itu sudah secara tertulis tertuang di dalam penyusunan APBD 2025. Tapi, secara teknis, ini kami memang belum dalam artian implementasi di lapangan seperti apa, sasaran kemungkinan juga kami akan mungkin menangani ini karena belum jelas juga dari titik mananya. Kemudian dari jumlah meng-cover semuanya berapa yang sisa yang tidak tertangani oleh pusat itu berapa pun juga kami belum dapat informasi yang jelas," katanya saat ditemui di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Senin, (6/1/2024).

Sementara itu, juru bicara Setda DIY Ditya Nanaryo Aji menjelaskan, pelaksanaan makan bergizi sepenuhnya ditangani Badan Gizi Nasional BGN. Badan itu sudah membentuk Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi atau SPPG yang mengelola dapur umum.

Baca juga:

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!