NASIONAL

Greenpeace: Kendaraan Listrik Bukan Solusi Tepat Atasi Polusi Udara

Itu bisa, cuman bukan hal yang bisa mengatasinya dengan tepat dilakukan dalam waktu dekat.

AUTHOR / Shafira Aurel

Greenpeace: Kendaraan Listrik Bukan Solusi Tepat Atasi Polusi Udara
Suasana gedung-gedung bertingkat yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Kamis (27/7/2023).ANTARA FOTO/Galih Pradipta

KBR, Jakarta - LSM lingkungan Greenpeace Indonesia menilai kendaraan listrik tidak bisa menjadi solusi tepat mengatasi polusi di Jabodetabek. Pengkampanye Keadilan Perkotaan Greenpeace Charlie Albajili mengatakan, peralihan dari kendaraan BBM ke kendaraan listrik justru akan menimbulkan masalah baru yakni kemacetan.

"Saya pikir beberapa peraturan pemerintah menghadapi situasi ini, tidak menyasar ke sumber permasalahan. Misalnya kayak dari Pemprov DKI yang solusinya mengganti menjadi kendaraan listrik. Itu bisa, cuman bukan hal yang bisa mengatasinya dengan tepat dilakukan dalam waktu dekat," ujar Charlie kepada KBR, Senin (14/8/2023).

Charlie Albajili mengatakan, 90 persen polusi memang disumbang kendaraan bermotor. Polusi itu disebabkan kendaraan yang tidak lulus uji emisi.

Dia meminta pemerintah mengevaluasi sistem dan kebijakan untuk mengatasi polusi yang makin memburuk.

Baca juga:

Diriny khawatir jika permasalahan polusi tidak ditangani serius, akan berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat.

"Persoalan yang saya sampaikan di awal, polusi udara ini bukan hanya pemerintah DKI Jakarta saja, tetapi pusat memiliki tanggung jawab yang besar di sini. Ini kondisi sudah sangat buruk, pemerintah harus memperbaiki sistem dan harus memiliki roadmap untuk kemudian dapat mengatasi permasalahan polusi udara ini," ujar Charlie.

Charlie menambahkan, pemerintah juga harus memfasilitasi berbagai transportasi umum. Sehingga masyarakat bisa beralih dari transportasi pribadi menjadi transportasi umum.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengajak masyarakat beralih menggunakan kendaraan listrik. Menurut Budi, kendaraan listrik dapat menurunkan polusi di Jakarta.

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!