NASIONAL

Gerakan Nurani Bangsa Dorong Transisi Kepemimpinan 2024 Damai Adil Bermartabat

Muncul kekhawatiran pada Pemilu 2024, akan potensi ketidaknetralan aparat negara dan pemerintah seperti aparatur sipil negara, TNI dan Polri.

AUTHOR / Resky Novianto

Gerakan Nurani Bangsa Dorong Transisi Kepemimpinan 2024 Damai Adil Bermartabat
Pekerja melipat dan menyortir surat suara pemilu presiden 2024 di Aceh, Jumat (12/1/2024). (Foto: ANTARA/Syifa Yulinnas)

KBR, Jakarta - Sejumlah tokoh bangsa yang tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa bertemu dan berdialog dengan para pemimpin redaksi media massa, di Kantor IDN Media, Jakarta, Kamis (18/1/2024).

Dialog itu bertujuan untuk menimba informasi dan pandangan dari para pemimpin media massa terkait isu-isu strategis kebangsaan di tengah momen transisi kepemimpinan 2024.

Para tokoh yang hadir di antaranya Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Franz Magnis-Suseno, Komaruddin Hidayat, Lukman Hakim Saifuddin, hingga Erry Ryana Hardjapamekas.

"Gerakan Nurani Bangsa dan para pemimpin redaksi media massa menyadari peran pencerahan mendorong transisi kepemimpinan yang damai, adil, dan bermartabat perlu menjangkau generasi muda yang mendominasi suara pemilih di Indonesia melalui platform media sosial yang tepat," demikian pernyataan siaran pers bersama yang diterima KBR Kamis (18/1/2024).

Dalam dialog tersebut, para tokoh bangsa meminta masukan dan langkah-langkah strategis mengenai apa saja yang seharusnya dilakukan para tokoh bangsa dalam menyuarakan tantangan kebangsaan.

Gerakan Nurani Banga dan para pemimpin redaksi media massa juga memiliki kesamaan pandangan bahwa proses transisi kepemimpinan 2024 diikuti kekhawatiran dan keresahan publik terkait proses pemilu yang adil dan bermartabat. Di antaranya keresahan akan potensi ketidaknetralan aparat negara dan pemerintah seperti aparatur sipil negara, Polri dan TNI.

"Gerakan Nurani Bangsa dan para pemimpin media massa berpandangan di tengah kekhawatiran dan keresahan tersebut, proses transisi kepemimpinan 2024 juga memperlihatkan perkembangan positif di mana politik identitas dan polarisasi jauh berkurang dibanding pemilu 2014 dan 2019," demikian pernyataan siaran pers bersama.

Dalam pertemuan itu, para pemimpin media massa mengapreasi dan menyambut baik langkah sejumlah tokoh bangsa untuk turun gunung menyuarakan nurani dan aspirasi publik. Para pemimpin redaksi media juga menilai suara tokoh bangsa kini ditunggu masyarakat, di tengah narasi yang didominasi elite tentang tentang kekuasaan dan politik praktis.

"Para pemimpin redaksi massa mendorong agar gerakan menyuarakan nurani ini diperkuat dan diperluas hingga ke akar rumput di perdesaan melalui peran para pemimpin informal seperti tokoh agama dan tokoh masyarakat," demikian pernyataan siaran pers bersama.

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!