"Kalau memang itu kurangnya air berarti irigasi, atau pompa, atau apa pun permasalahannya. Tolong ini didatakan segera,”
Penulis: Astri Septiani
Editor: Muthia Kusuma

KBR, Jakarta- Pemerintah pusat mendorong pemerintah daerah untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan bera atau lahan yang telah lama tidak ditanami. Pelaksana Tugas Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir, menekankan pentingnya pendataan potensi lahan bera di masing-masing wilayah.
“Dihitung dulu berapa kemungkinannya, dibuatkan surat. Surat resminya sehingga akan ada langkah-langkah kalau memang itu kurangnya air berarti irigasi, atau pompa, atau apa pun permasalahannya. Tolong ini didatakan segera,” kata Tomsi dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Senin (30/12/24).
Senada dengan Tomsi, Deputi III Bidang Perekonomian Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Edy Priyono, juga menyoroti potensi besar dari lahan bera.
Berdasarkan data per November 2024, luas lahan bera di Indonesia mencapai 1,5 juta hektare, dengan sekitar 51% di antaranya berpotensi untuk ditanami. Beberapa daerah dengan luas lahan bera terbesar meliputi Indramayu, Bone, Barito Kuala, dan Banjar.
Edy Priyono optimistis optimalisasi lahan bera dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan luas tanam, luas panen, dan pada akhirnya produksi pertanian secara keseluruhan.
"Dan ini kalau kita bisa optimalkan ini saya kira bisa dengan cukup signifikan meningkatkan produksi luas tanam, kemudian luas panen, dan kemudian pada akhirnya produksi," pungkasnya.
Baca juga: