NASIONAL

Epidemiolog Sebut RI Belum Siap Masuk Fase Endemi COVID-19, Ini Alasannya

Perpindahan dari fase pandemi ke endemi memerlukan waktu dan data dari berbagai indikator. Bukan hanya dari tingkat kematian dan keparahan yang menurun.

AUTHOR / Hoirunnisa

endemi, COVID-19
Ilustrasi. (Foto: starline/Freepik/Creative Commons)

KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo berencana mengumumkan Indonesia masuk fase endemi COVID-19 pada bulan ini. Meski begitu, kalangan ahli menilai Indonesia belum siap dan belum memadai.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan perpindahan dari fase pandemi ke endemi memerlukan waktu dan data dari berbagai indikator. Bukan hanya dari tingkat kematian dan keparahan yang menurun.

"Artinya kalau bicara itu, kita belum siap. Kalau kita melakukan penguatan, untuk mengurangi dampak dari kesakitan akibat COVID-19 dalam bentuk deteksi long-covid dan lain sebagainya. Kita belum, belum memadai. Sekali lagi jangan terjebak dalam narasi politik," kata Dicky Budiman ketika dihubungi KBR, Rabu (14/6/2023).

Dicky juga mempertanyakan rencana pemerintah mengumumkan fase endemi, karena dianggap tidak lazim.

"Menyatakan endemi itu enggak lazim, menurut saya, dari konteks pemerintah. Bahkan WHO saja sampai saat ini saya tidak mendengar," kata Dicky.

Baca juga:


Dicky mengatakan selain itu, sampai saat ini Indonesia belum menyiapkan penanganan pada potensi jangka panjang COVID-19. Ia menyebut transisi penguatan dampak Covid harus dijadikan momentum untuk meningkatkan ketangguhan untuk menghadapi ancaman berikut.

Dicky mengungkapkan negara lain pun masih menghadapi gelombang COVID-19 dan belum mengklaim negaranya endemi.

"Ingat, endemi itu bukan berarti kemenangan. Endemi itu bukan berarti bagus. Endemi itu buruk. Derajatnya dengan epidemi, pandemi hanya pada batas dia tidak menyebabkan ledakan kasus. Namun harus memperkuat kesehatan masyarakat dengan lebih serius lagi," ujar Dicky Budiman.

Dicky mengatakan pencabutan status darurat COVID-19 sudah cukup sambil dibarengi dengan penyadaran pola hidup bersih dan sehat oleh masyarakat. Apalagi, kata Dicky, gelombang COVID-19 masih menyasar kelompok rentan.

Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!