NASIONAL

Deflasi Picu Pelemahan Daya Beli, Pengusaha Isyaratkan Bahaya

Kalangan pengusaha menilai deflasi yang terjadi dalam tiga bulan terakhir berturut-turut menunjukkan pelemahan daya beli yang berbahaya jika terus berlanjut.

AUTHOR / Heru Haetami

EDITOR / Agus Luqman

deflasi tiga bulan berturut-turut, deflasi 2024, penyebab deflasi, bahaya deflasi, deflasi 2024 rese
Pedagang mengupas bawang merah di Pasar Senen, Jakarta, Senin (1/7/2024). (Foto: ANTARA/Akbar Nugroho)

KBR, Jakarta - Kalangan pengusaha menilai deflasi yang terjadi dalam tiga bulan terakhir berturut-turut menunjukkan pelemahan daya beli yang berbahaya jika terus berlanjut.

Ketua Bidang Ketenagakerjaan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bob Azam mengatakan fenomena deflasi yang dihadapi Indonesia membuat ekonomi kelas menengah melemah.

"Sekarang ini, kelas menengah sudah mulai berkurang tabungannya, dan porsi konsumsi untuk kebutuhan dasar dapat makanan meningkat. Artinya ekonomi kelas menengah sedang tidak baik-baik saja, cenderung melemah," kata Bob kepada KBR melalui keterangan tertulis, Senin, (5/8/2024).

Baca juga:

Genjot konsumsi

Bob Azam meminta pemerintah memikirkan upaya untuk mengembalikan daya beli masyarakat. Dia mengatakan, kondisi ini bisa berdampak pada perekonomian ke depan.

Ia menyarankan pemerintah memberikan sejumlah insentif agar bisa kembali menggenjot tingkat konsumsi masyarakat.

"Pemerintah harus berpikir bagaimana mengembalikan daya beli kelas menengah dengan relaksasi, atau insentif untuk konsumsi, agar ekonomi bergerak. Tidak usah takut relaksasi bakal mengurangi income pemerintah. Sebab kalau daya beli meningkat, toh akhirnya pajak yang dibayar akan naik," katanya.

Jika deflasi terus berlarut-larut, dan menyebabkan pertumbuhan ekonomi minus selama dua kuartal atau satu semester berturut-turut, maka bisa menyebabkan resesi ekonomi.

Sebelumnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), dalam tiga bulan terakhir terjadi deflasi dengan tren meningkat. Pada Mei 2024 deflasi sebesar 0,03 persen. Pada Juni angkanya naik menjadi 0,08 persen dan meningkat pada Juli 2024 menjadi sebesar 0,18 persen.

Seperti pada Juni 2024, penyumbang utama deflasi Juli 2024 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Besaran andilnya mencapai 0,28 persen.

"Komoditas penyumbang utama deflasi pada kelompok ini antara lain, bawang merah, cabai merah, tomat dan daging ayam ras," kata Pelaksana tugas Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam keterangan kepada media, Kamis (1/8/2024).

BPS mencatat ada 32 provinsi mengalami deflasi dan 6 provinsi mengalami inflasi pada Juli 2024.

Secara tahunan, pada Juli 2024, terjadi inflasi sebesar 2,13 persen. Penyumbang utama inflasi 2024 secara year on year adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau. Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini adalah beras, sigaret keretek mesin atau SKM, cabai rawit, dan gula pasir.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!