NASIONAL

BPS: Neraca Perdagangan 39 Bulan Surplus Terus

"Pada Juli 2023, neraca perdagangan barang kembali mencatat surplus sebesar 1,31 miliar US dolar."

AUTHOR / Wahyu Setiawan

Neraca Pembayaran
Neraca perdagangan, aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (17/7/2023).(Antara/Indrianto Eko)

KBR, Jakarta- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Indonesia pada Juli 2023 kembali surplus. Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, surplus Juli lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.

"Pada Juli 2023, neraca perdagangan barang kembali mencatat surplus sebesar 1,31 miliar US dolar. Dengan demikian, neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 39 bulan berturut-turut sejak Mei 2020. Surplus Juli 2023 ini, lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu," kata Amalia saat konferensi pers, Selasa (15/8/2023).

Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan, surplus Juli 2023 ditopang komoditas nonmigas sebesar 3,22 miliar US dolar. Komoditas penyumbang utama surplus yakni bahan bakar mineral, lemak dan hewan nabati, serta barang besi dan baja.

Namun secara keseluruhan, surplus nonmigas lebih rendah dibandingkan bulan lalu dan bulan yang sama tahun lalu.

Sedangkan neraca dagang migas mengalami defisit sebesar 1,91 miliar. Komoditas penyumbang defisit yakni minyak mentah dan hasil minyak.

Baca juga:

- Munas REI, Jokowi: Properti Sumbang 16 Persen PDB

- Ekonomi Kuartal II Tumbuh 5,17%, Konsumsi Rumah Tangga Beri Andil Besar

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia Juli 2023 mencapai US$20,88 miliar atau naik 1,36 persen dibanding ekspor Juni 2023. Dibanding Juli 2022, nilai ekspor turun sebesar 18,03 persen. 

Dari jumlah itu, ekspor nonmigas Juli 2023 mencapai US$19,65 miliar, naik 1,62 persen dibanding Juni 2023 dan turun 18,74 persen jika dibanding ekspor nonmigas Juli 2022.

Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Juli 2023 mencapai US$149,53 miliar atau turun 10,27 persen dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara itu, ekspor nonmigas mencapai US$140,47 miliar atau turun 10,76 persen.

Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Juli 2023 terhadap Juni 2023 terjadi pada komoditas nikel dan barang daripadanya sebesar US$175,6 juta (43,29 persen), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada bahan bakar mineral sebesar US$234,3 juta (6,93 persen).

Ekspor nonmigas Juli 2023 terbesar adalah ke Tiongkok, yaitu US$4,93 miliar, disusul Amerika Serikat US$2,03 miliar dan India US$1,82 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 44,70 persen. Sementara itu, ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,60 miliar dan US$1,27 miliar.

Menurut provinsi asal barang, ekspor Indonesia terbesar pada Januari–Juli 2023 berasal dari Jawa Barat dengan nilai US$21,13 miliar (14,13 persen), diikuti Kalimantan Timur US$17,12 miliar (11,45 persen) dan Jawa Timur US$12,70 miliar (8,49 persen).

Sementara itu nilai impor Indonesia Juli 2023 mencapai US$19,57 miliar, naik 14,10 persen dibandingkan Juni 2023 atau turun 8,32 persen dibandingkan Juli 2022. 

Impor migas Juli 2023 senilai US$3,13 miliar, naik 40,94 persen dibandingkan Juni 2023 atau turun 29,70 persen dibandingkan Juli 2022.

Impor nonmigas Juli 2023 senilai US$16,44 miliar, naik 10,10 persen dibandingkan Juni 2023 atau turun 2,69 persen dibandingkan Juli 2022.

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Juli 2023 adalah Tiongkok US$35,53 miliar (32,74 persen), Jepang US$9,65 miliar (8,89 persen), dan Thailand US$6,16 miliar (5,68 persen).

Neraca perdagangan Indonesia Juli 2023 mengalami surplus US$1,31 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$3,22 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,91 miliar.

Editor: Rony Sitanggang

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!