NASIONAL

Ekonomi Kuartal II Tumbuh 5,17%, Konsumsi Rumah Tangga Beri Andil Besar

Konsumsi rumah tangga memberikan dorongan sebesar 2,77 persen dari 5,17 persen.

AUTHOR / Astri Septiani

Ekonomi Kuartal II Tumbuh 5,17%, Konsumsi Rumah Tangga Beri Andil Besar
Ilustrasi. Warga memindai kode QRIS saat belanja di salah satu warung di Pasar Kosambi, Bandung, Selasa (11/7/2023). ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

KBR, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2023 tumbuh sebesar 5,17 persen secara tahunan (yoy). Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II 2023 lebih tinggi bila dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 5,04 persen.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Edy Mahmud menyebut, konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi triwulan kedua.

"Komponen yang terbesar memberikan dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi adalah yang pertama adalah konsumsi rumah tangga yang memberikan dorongan sebesar 2,77 persen dari 5,17 persen. Yang kedua adalah komponen PMTB yang 1,39 persen dari 5,17 persen. Serta konsumsi pemerintah itu sebesar 0,73 dari 5,17 persen," kata dia dalam pernyataan pers di gedung BPS, Senin (7/8/2023).

Edy menambahkan, dari sisi produksi, lapangan usaha transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 15,28 persen.

Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 10,62 persen.

Baca juga:

Menurut BPS, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) triwulan II-2023 mencapai Rp5.226,7 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp3.075,7 triliun.

Sementara itu ekonomi Indonesia triwulan II-2023 terhadap triwulan sebelumnya mengalami pertumbuhan sebesar 3,86 persen (q-to-q).

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!