NASIONAL

Bea Masuk Impor Beras Akan Dibebaskan

Airlangga mengatakan, kondisi stok beras di Bulog saat ini 1,4 juta ton per 2 November 2023.

AUTHOR / Astri Yuanasari

Impor Beras
Aktivitas bongkarmuat beras di Pelabuhan Multiguna, Kupang, NTT (20/5/2023). (Foto: ANTARA/Kornelis Kaha)

KBR, Jakarta - Pemerintah akan membebaskan bea masuk impor beras. Demikian disampaikan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, usai rapat internal dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Senin (6/11/2023). Airlangga mengatakan, kondisi stok beras di Bulog saat ini 1,4 juta ton per 2 November 2023.

"Kemudian tadi juga dibahas terkait dengan insentif yang bisa diberikan. Terutama untuk pembebasan bea masuk beras. Kita ketahui bersama bahwa pembebasan bea masuk dengan tarif spesifik Rp450/kilogram. Ini kita lakukan insentif berupa Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP). Nanti badan pangan akan menyiapkan itu untuk BMDTP, yang nanti akan diberikan oleh Kementerian Keuangan," kata Airlangga dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (6/11/2023).

Dalam rapat tersebut juga dibahas mengenai evaluasi bantuan pangan beras yang disalurkan ke masyarakat. Airlangga menjelaskan, bantuan tahap II yang dimulai September 2023, sudah hampir seratus persen disalurkan kepada keluarga penerima manfaat (KPM).

"Penyaluran bantuan pangan di bulan September itu 94,95 persen dan di bulan Oktober 94,89 persen, November di 18,45 dan kita masih ada di bulan Desember. Jadi bulan September yang tersalur sekitar 201 ribuan, demikian pula di bulan Oktober," kata Airlangga.

Baca juga:


- Bansos Beras Diperpanjang Hingga Juni 2024

- Mendagri: RI Harusnya Bisa Swasembada Tanpa Impor Beras

Menko Airlangga juga memastikan, bantuan pangan tersebut akan dilanjutkan hingga Juni 2024.

"Untuk bantuan pangan di tahun 2024, dimana bapak presiden sudah setuju bahwa tahun 2024 kita akan berikan dari bulan Januari sampai dengan bulan Juni. Jadi beras tetap 10 kg untuk 22.004.077 keluarga penerima manfaat, dan juga untuk bantuan stunting terhadap 1.446.089 KRS dari data BKKBN," kata dia.

Editor:
Fadli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!