indeks
Banjir Jabodetabek, Modifikasi Cuaca Jadi Solusi Singkat

"Jadi kalau memungkinkan, Pemprov menyediakan juga pendanaan untuk operasi modifikasi cuaca dalam waktu singkat ini.

Penulis: Ardhi Ridwansyah, R Fadli

Editor: Resky Novianto

Google News
bekasi
Foto udara luapan air sungai yang merendam perumahan Kemang IFI, Jatirasa, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (4/3/2025). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah

KBR, Jakarta- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, (BMKG) memprediksi curah hujan tinggi akan terus berlangsung bahkan di pertengahan Maret intensitasnya meninggi. Pun curah hujan ini memperparah banjir di Jabodetabek.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan curah hujan tinggi yang kini terjadi diprediksi berlangsung hingga 6 Maret. Namun dia mengingatkan kemungkinan dimulai tanggal 11 Maret intensitas hujan justru lebih tinggi.

Pihaknya merekomendasikan untuk segera dilakukan operasi modifikasi cuaca sesegera mungkin sebagai langkah antisipatif menghadapi perkiraan curah hujan lebih tinggi yang dimulai 11 Maret mendatang.

Rencananya modifikasi cuaca bakal berlangsung hingga 8 Maret.

“Mohon doa agar berhasil rencananya ya dicoba dulu sampai tanggal 8, bapak kepala BNPB menyampaikan demikian dan nanti kami evaluasi bersama,” ucapnya saat konferensi pers di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (4/3/2025).

Nantinya, operasi modifikasi cuaca ini akan berfokus di daerah puncak, Jawa Barat.

“Besok itu prioritas di Jawa Barat karena memang yang paling rentan di Jawa Barat terutama di daerah, pegunungan di puncak awannya di situ kan nanti bisa jadi sumber banjir untuk ke hilir juga tidak hanya kena Jawa Barat tapi juga bisa mengalir ke utara ya ke DKI,” jelasnya.

Dia berharap operasi modifikasi cuaca bisa menurunkan intensitas hujan yang tinggi tersebut.

Instruksi Pusat dan Pendanaan Pemda

Menteri Koordintaor Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno meminta Pemerintah Provinsi berupaya ikut mendanai modifikasi cuaca, imbas banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

"Jadi kalau memungkinkan, Pemprov menyediakan juga pendanaan untuk operasi modifikasi cuaca dalam waktu singkat ini. Karena Kepala BMKG sudah menyampaikan ada potensi untuk terus berlanjut minimal selama seminggu ke depan,” ujar Menko PMK Pratikno saat Rakor dengan BNPB, BMKG, Basarnas serta kepala daerah di Jabodetabek, Selasa (4/3/2025).

“Jadi kita mengurangi beban di hulu, terutama di hulu Sungai Ciliwung agar tidak terus menerus ada air yang mengarah ke bawah," imbuhnya.

Pratikno juga meminta Badan SAR Nasional (Basarnas) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan penyelamatan warga korban banjir.

Sedangkan untuk pemulihan infrastruktur, Pratikno menyatakan akan berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum, dan Kementerian Perumahan Rakyat.

Dukungan BNPB

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bakal menggelar operasi modifikasi cuaca (OCM) guna mengurangi intensitas curah hujan yang berpotensi memperparah banjir di Jabodetabek.

Kepala BNPB Suharyanto mengatakan operasi modifikasi cuaca dilakukan hingga Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan kondisi cuaca sudah membaik.

Berdasarkan prediksi BMKG, hingga tanggal 6 Maret, kondisi hujan masih cukup tinggi. Kemudian nantinya di tanggal 11 Maret diprediksi curah hujan relatif lebih besar.

“Untuk mengurangi sumber bencananya hujan. Mulai hari ini BNPB akan menggelar operasi modifikasi cuaca, sampai kapan? Sampai nanti prediksi dari BMKG sudah bisa dilepas tadi bu kepala BMKG menyampaikan sampai tanggal 6 jadi dua hari lagi, hujan diperkirakan masih cukup deras,” jelas Suharyanto kepada wartawan, Selasa (4/3/2025).

“Kemudian nanti pertengahan bulan tanggal 11 dan ke sana juga akan timbul hujan yang lebih besar, nah mungkin sebelum itu kita akan melaksanakan operasi modifikasi cuaca,” tambahnya.

Suharyanto menjelaskan alasan mengapa pihaknya baru menggelar operasi modifikasi cuaca, karena BNPB baru bisa melaksanakan operasi tersebut ketika status tanggap darurat sudah diberlakukan di daerah.

“Kenapa kemarin tidak dilaksanakan OMC? Ya kemarin belum ada tanggap darurat jadi BNPB tidak bisa mengeluarkan OMC, BNPB bisa turun setelah daerah minta dan ditetapkan status tanggap darurat,” ucapnya.

Nantinya dalam melaksanakan modifikasi cuaca pihaknya akan berkoordinasi dengan BPBD Jakarta maupun Jawa Barat.

“Mudah-mudahan curah hujan beberapa hari ke depan ini bisa berkurang,” katanya.


Baca juga:

MPBI: Perhatikan Kebutuhan Korban Banjir Jabodetabek!

Jabodetabek
banjir
#banjir
pemerintah daerah
modifikasi cuaca

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...