NASIONAL

Bahlil: Realisasi Investasi Semester I Capai Rp829,9 T

"Jadi siapa yang jadi penerus saya dia tinggal mencari 49,7%, jadi sudah alhamdulillah,"

AUTHOR / Hoirunnisa

EDITOR / Rony Sitanggang

Investasi 2024
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II 2024, Senin (29/7/2024). (Kementerian Investasi)

KBR, Jakarta-  Kementerian Investasi/BKPM melaporkan capaian realisasi investasi semester I atau sepanjang paruh pertama tahun ini sebesar Rp829,9 triliun atau naik 22,3 persen secara year on year (YoY). 

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menyebut realisasi investasi itu terbagi dalam investasi di Jawa Rp413,7 triliun dan luar Jawa Rp416,2 triliun. Kata dia, meskipun angkanya baik namun perlu terus di genjot pertumbuhannya.

"Tumbuh 22,3 persen. Kemudian penyerapan tenaga kerja itu 1.225.042 orang. Dengan target dari Rp1.650 triliun kita sudah mencapai 50,3 persen. Jadi siapa yang jadi penerus saya dia tinggal mencari 49,7%, jadi sudah alhamdulillah," ujar Bahlil dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II Tahun 2024, Senin (29/7/2024).

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia juga melaporkan investasi tersebut berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp421,7 triliun, atau naik 16,1 persen YoY. Sedangkan investasi dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp408 triliun, naik 29,4 persen YoY.

Baca juga:

Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia mengatakan, pada Kuartal II tahun 2024,  telah berhasil mendatangkan investasi sebesar Rp428,4 triliun, atau naik 22,5 persen YoY. Dengan PMA mencapai Rp217,3 triliun, dan PMDN sebesar Rp211 triliun.

Kata Bahlil, negara dengan investasi terbanyak di Indonesia masih dipegang Singapura per semester I dengan nominal US$ 8,9 miliar, disusul Cina US$ 3,9 miliar.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!