NASIONAL

Angka Kasus Karhutla 2023 Meningkat, BNPB Perkirakan 2024 Lebih Parah

"Sudah 8 bulan berjalan, hampir di 500 kali kejadian karhutla yang terlaporkan, belum lagi yang dilaporkan. Artinya memang 70 persen kejadian bencana kita didominasi oleh hidrometeorologi kering."

AUTHOR / Shafira Aurel

Karhutla, BNPB
Petugas BPBD melakukan pemutakhiran data sebaran titik api di Posko Karhutla Gunung Arjuno di Batu, Jawa Timur, Rabu (6/9/2023). (Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto)

KBR, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat ada 499 kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di Indonesia sepanjang Januari hingga Agustus 2023.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan kejadian karhutla tahun ini mengalami peningkatan yang disebabkan oleh fenomena El Nino atau musim kering yang berkepanjangan. 

Ia memperkirakan kejadian karhutla tahun depan akan lebih parah dari tahun ini.

Untuk itu ia meminta seluruh pihak dapat berkoordinasi dengan baik untuk mengatasi permasalahan kebakaran lahan ini.

Abdul Muhari juga menghimbau adanya pemantauan secara ketat terhadap wilayah-wilayah Indonesia dengan titik panas terbanyak. Seperti Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Sulawesi.

"Dalam 3 tahun terakhir karena dipengaruhi La Nina, itu karhutla tidak begitu signifikan jumlahnya selalu di bawah 200 atau 300. Ini sudah 8 bulan berjalan sudah hampir di 500 kali kejadian karhutla yang terlaporkan, belum yang dilaporkan. Jadi artinya memang sudah sangat dominan 70 persen kejadian bencana kita didominasi oleh hidrometeorologi kering," ujar Abdul, dalam acara Disaster Briefing : Karhutla, Selasa (5/9/2023).

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari juga mengimbau dampak jangka panjang dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dapat meningkatkan potensi terjadinya banjir bandang.

Lebih lanjut, Abdul mengatakan pihaknya berkomitmen untuk bekerjasama dengan stakeholder terkait penanganan karhutla. Yakni dengan membantu melakukan teknologi modifikasi cuaca atau TMC dengan menebar bahan semai NaCl guna meredam titik panas.

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!