NUSANTARA

BPBD Riau Ungkap Kendala Pemadaman Karhutla

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat sejak Januari 2023 hingga sekarang ada lebih 900-an hektare lahan terbakar.

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

karhutla
Ilustrasi karhutla di wilayah Provinsi Aceh, terus meluas menjadi 47 hektare. (Foto: BPBA)

KBR, Jakarta -  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau mencatat sejak Januari 2023 hingga sekarang ada lebih dari 900 hektare lahan terbakar. Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur mengatakan, sampai saat ini sudah ada sekitar 15 hektare hutan dan lahan yang terbakar. Kebakaran itu terjadi di beberapa lokasi seperti di Kabupaten Rokan Hilir, Dumai dan Indragiri Hilir.

“Kalau kondisi sekarang penanganan di lakukan oleh tim satgas darat ya yang melakukan pemadaman darat, gabungan ya ada dari BPBD, TNI-Polri, Manggala Agni, Satpol PP juga terus ada Masyarakat Peduli Api, relawan, dan perusahaan-perusahaan yang terhubung dengan lokasi titik apinya dan juga kita didukung oleh satgas udara, helikopter water bombing juga lakukan upaya pemadaman,” kata Jim kepada KBR, Rabu (2/8/2023).

Baca juga:

Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur membeberkan kendala pemadaman api diantaranya yaitu kurangnya pasokan udara untuk pemadaman dan sulitnya akses menuju lokasi titik api.

Lebih jauh Jim mengungkap, karhutla di wilayahnya disebabkan cuaca panas saat musim kemarau.

“Penyebab karhutla karena cuaca yang memang cukup panas ya kemarau dan lahan-lahan ini kering kemudian mudah sekali terbakar ya. Artinya bahwa tetap ada pemicunya apakah itu disengaja atau tidak. kalau jelas ada kesenagajaan dari tim penegakan hukumnya melakukan penyelidikan. Itu yang sekarang sedang diproses ya walaupun sekarang juga melakukan pemadaman dari kepolisian juga dalam proses penyelidikan,” ujar Jim.

Baca juga:

Jim menyatakan belum menemukan kasus karhutla akibat ada pihak yang sengaja melakukan pembakaran. Namun, diminta menemukan semak belukar serta lahan sawit yang terbakar.

“Kami selalu menyampaikan kepada semua pihak termasuk juga ke masyarakat baik itu sedang melakukan berkebun atau membuka lahan itu sekali-kali melakukannya dengan membakar ya karena itu dilarang dan memicu kebakaran yang lebih luas, karena pada saat ini musim kemarau dan kering sekali,” jelas Jim.

Dia pun meminta masyarakat melaporkan kebakaran hutan dan surat keterangan yang dimilikinya. Menurutnya, sejauh ini belum ada laporan gangguan pernapasan dari warga karena lokasi kebakaran jauh dari pemukiman warga.

Editor: Muthia Kusuma

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!