NASIONAL

Mahfud Ingatkan Masyarakat Waspadai Politik Identitas

“Publik harus menyadari ketika ada elite politik yang sengaja memanfaatkan terjadinya polarisasi dengan politik identitas untuk mencapai kekuasaan," kata Mahfud

AUTHOR / Ardhi Ridwansyah

 Mahfud Ingatkan Masyarakat Waspadai Politik Identitas
Menko Polhukam Mahfud MD (ANTARA/Humas Kemenko Polhukam)

KBR, Jakarta– Menteri Koodinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD kembali mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai elite politik yang menggunakan politik identitas untuk mendapat kekuasaan.

Mahfud menyebut politik identitas akan menimbulkan polarisasi di masyarakat. Kata dia, politik identitas rentan memecah belah karena beda pilihan dan berpotensi mengakibatkan konflik di masyarakat.

“Publik harus menyadari ketika ada elite politik yang sengaja memanfaatkan terjadinya polarisasi dengan politik identitas untuk mencapai kekuasaan maka mereka akan cenderung memperjuangkan kepentingan pribadi dan kelompoknya,” ucap Mahfud dalam “Forum Diskusi Pemilu Keberagaman Menjadi Kekuatan Mewujudkan Pemilu Bermartabat,” yang disiarkan daring, Rabu (13/9/2023).

Baca juga:

- Golkar Banyuwangi Keberatan Putusan MA Kuota 30 persen Perempuan Berlaku di Pemilu 2024

- KPAI Menemukan 15 Bentuk Penyalahgunaan Anak pada Masa Kampanye Pemilu

Mahfud menambahkan, politik identitas merupakan satu identitas yang digunakan berdasarkan ikatan primordial untuk mendiskriminasi orang lain.

“Misalnya orang Jawa mengatakan sikat orang Madura di sini, sikat orang yang beragama Kristen, nah itu politik identitas digunakan untuk mengisolasi dan bermusuhan. Tapi kalau identitas politik untuk berkontestasi dan bersatu kembali sesudah selesai (pemilu),” tutur Mahfud.

Mahfud juga menyampaikan agar elite partai politik juga turut membantu membuat suasana Pemilu 2024 berlangsung dengan damai dan aman.

Editor: Resky Novianto

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!