“Aparat itu memang harus beda memperlakukan tawuran dengan memperlakukan kriminal. Apalagi jika menimpa anak yang masih dibawah umur,”
Penulis: Shafira Aurel
Editor: Muthia Kusuma

KBR, Jakarta - Ketua Komisi X yang membidangi pendidikan di DPR RI, Hetifah Sjaifudian mendesak Kepolisian mengusut tuntas kasus siswa SMK yang ditembak polisi di Semarang, Jawa Tengah.
Hetifah menekankan, polisi tidak semestinya melakukan tindak kekerasan terhadap masyarakat sipil. Dia mengatakan, penembakan oleh aparat itu justru bertentangan dengan peran polisi sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat.
Hetifah pun menegaskan pihaknya sangat mengecam aksi penembakan ini.
"Ya saya sangat berharap tentu saja jika ada pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan kepada baik itu anak ataupun stakeholder lain yang ada di satuan pendidikan, ya kita harus usut tuntas dan juga kita berikan sanksi yang sesuai gitu ya membuat efek cerah gitu ya. Bahwa sesungguhnya ya memang hal itu tidak diinginkan atau tidak boleh terjadi," ujar Hetifah kepada wartawan, Selasa (26/11).
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mendorong aparat keamanan memiliki SOP khusus dalam menangani aksi kenakalan remaja, seperti tawuran antar-peserta didik. Kata dia, aturan itu harus dipisahkan dengan prosedural Kepolisian dalam menghadapi aksi tindakan kriminal umum. Hal ini untuk mencegah kembali jatuhnya korban dari kalangan remaja.
“Aparat itu memang harus beda memperlakukan tawuran dengan memperlakukan kriminal. Apalagi jika menimpa anak yang masih di bawah umur,” ucapnya.
Baca juga:
- Polda Sumbar Masih Menyelidiki Kasus Polisi Tembak Polisi, Motifnya?
- Polisi Tembak Siswa Hingga Tewas di Semarang, Kapolres Klaim Amankan Tawuran
Di lain pihak, Kepala Kepolisian Resort Kota Besar Semarang Irwan Anwar membenarkan anggota polisi anak buahnya Bripka R, melakukan penembakan terhadap seorang siswa SMK.
Korban berinisial GRO meninggal akibat luka tembak di bagian pinggul, sementara dua temannya mengalami luka-luka.
Irwan mengklaim, tindakan tersebut dilakukan untuk mengamankan situasi saat terjadi tawuran.
"Yang tertembak korban terkena pinggul ini sebagai catatan ketika dibawa ke RS yang menolonh justru kelompok lawannya (seroja) dan anggota kita ini, makanya sampai jam 10 pagi belum diketahui identitasnya," ungkap Irwan di Semarang, Selasa (26/11/24).
Kapolrestabes Semarang, Irwan Anwar berdalih, anggotanya terpaksa melepaskan tembakan karena tawuran antara dua kelompok remaja sempat menyerang polisi.
Baca juga: