ragam
Festival Kuliner Cap Go Meh di Solo Sempat Ditolak Ormas, Apa Sebabnya?

"Kita tidak mau kuliner nonhalal disandingkan dengan yang halal. Saya cek tadi tidak ditemukan stand kuliner nonhalal di kompleks kuliner halal,"

Penulis: Yudha Satriawan

Editor: Resky Novianto

Google News
go meh
Suasana laskar mendatangi Festival Kuliner Cap Go Meh di Mal Paragon Solo, Rabu (12/2/2025). Foto : KBR/ Yudha Satriawan

KBR, Solo- Puluhan anggota ormas keagamaan mendatangi Festival Kuliner Cap Go meh di Mal Paragon Solo, 12 Februari 2025.

Juru bicara laskar Umat Islam Solo Raya, Soleh dalam orasinya menyatakan festival kuliner nonhalal memicu kontroversi di tengah umat beragama.

"Kita tidak mau kuliner nonhalal disandingkan dengan yang halal. Saya cek tadi tidak ditemukan stand kuliner nonhalal di kompleks kuliner halal. Nanti beda lokasi. Kami akan tetap memantau karena tadi ada penjelasan-penjelasan yang haram akan digelar di parkiran", ujar Soleh di hadapan puluhan anggotanya sambil meneriakkan takbir, Rabu (12/2/2025).

Sementara itu, Juru bicara pengelola Mal Paragon Solo, Veronica, mengatakan Festival Kuliner Cap Go meh ini menyajikan kuliner halal dan nonhalal di dua lokasi yang berbeda. Menurut Vero, hal ini untuk mengakomodasi pengunjung yang berbeda agama maupun etnis.

Mal Paragon Solo menggelar Festival Kuliner Cap Go Meh. Lokasi kuliner halal dan nonhalal akan dipisah. Untuk kuliner halal berada di dalam atrium Mal, sedangkan nonhalal berada di lobby 2 parkir atau di luar gedung.

"Festival dari 12-16 Februari 2025, khusus nonhalal kita mulai 13-16 Februari. Total 45 stand diantaranya 26 stand kuliner halal dan 19 stand nonhalal", ujar Vero kepada wartawan di Solo, Rabu (12/2/2025).

Baca juga:

- Jelang Imlek, Sekolah di Solo Ajarkan Langsung Wujud Toleransi

Dalam kesempatan itu, puluhan anggota laskar mendatangi mal dengan pengawalan ketat aparat Polisi dan TNI. Bahkan, perwakikan laskar mengecek kondisi stand makanan di dalan mal yang khsuus kuliner halal. Sementara tenda untuk kuliner nonhalal di depan mal belum terpasang dan masih didirikan stand-nya.

Usai mengecek stand kuliner, kelompok tersebut akhirnya membubarkan diri dan bertekad akan meembawa massa lebih banyak jika menemukan stand kuliner nonhalal dicampur dengan stand kuliner halal.

Ini bukan pertama kali penolakan festival kuliner nonhalal digelar di mal ini. Tahun 2024 hal serupa juga terjadi dan akhirnya dengan mediasi dan solusi menutup sekeliling stand kuliner nonhalal dengan kain hitam dan tanda nonhalal berukuran besar. 

Bagi pengunjung muslim di mal itu juga dilarang melintas dan memasuki area tersebut.

Selama ini, Solo masuk dalam 10 besar kota Toleran versi SETARA Institute. Tahun 2022 di peringkat 4 dan tahun berukutnya, 2023 merosot di peringkat 9.

nonhalal
halal
kuliner
Solo
Paragon
Mal
ormas
Intoleransi
toleransi

Berita Terkait


Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

Loading...