NASIONAL

Unggahan Data Sirekap Naik-Turun, Calon Anggota DPD Jawa Tengah Kesal

Saat server milik KPU dikabarkan mengalami error atau kegagalan operasional, jumlah suara yang diraihnya mengalami perubahan.

AUTHOR / Musyafa

Sirekap
Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Tengah asal Desa Karas, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang, Baligh Muaidi. (Foto: KBR/Musyafa Musa)

KBR, Rembang - Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Tengah asal Desa Karas, Kecamatan Sedan, Kabupaten Rembang, Baligh Muaidi menyatakan kecewa dengan hasil pemungutan suara yang diunggah Komisi Pemilihan Umum (KPU) melalui Sistem Informasi Rekapitulasi Suara atau Sirekap.

Kekecewaan Muaidi dikarenakan data raihan suaranya beberapa kali terlihat naik dan turun. Ia mencontohkan, saat server milik KPU dikabarkan mengalami error atau kegagalan operasional, jumlah suara yang diraihnya mengalami perubahan.

"Sebelum server KPU error, suara saya sudah mendapatkan 606 ribuan suara, melalui pantauan data Sirekap real count dari laman KPU. Tapi setelah server KPU mengalami gangguan, tiba-tiba suaranya turun menjadi 582 ribuan. Aneh," ujar Muaidi kepada KBR (21/2/2024).

Pasca-kejadian itu, Muaidi terus melakukan pantauan unggahan Sirekap. Ia pun semakin menemukan keanehan, karena beberapa kali perolehan suaranya kadang naik dan kadang turun.

“Saya coba buka link Sirekap, yang terakhir dapat 584 ribu. Barusan saya buka berubah lagi, turun 580 ribu koma sekian, ini kan aneh sekali. Naik-turun, naik-turun ini maksudnya bagaimana?” herannya, Rabu (21/2/2024).

Menurut Muaidi, bila hanya posisi peringkat calon "senator di Senayan" yang mengalami naik dan turun, maka hal itu logis. Tapi, jika perolehan suara yang justru naik dan turun, maka hal ini akan memicu kecurigaan. Daripada membingungkan seperti itu, lebih baik KPU tidak perlu menerapkan Sirekap-lah," ujarnya kesal.

Gara-gara unggahan Sirekap, kata Muaidi, malah hanya menimbulkan kecurigaan. "Bisa turun kepercayaan kepada KPU. Tentu sangat disayangkan teknologi Sirekap ini,” kata Muaidi.

Muaidi menambahkan, posisinya sementara berada di urutan kesembilan, sedangkan kuota kursi DPD Jawa Tengah yang berhak lolos hanya untuk empat orang.

Meski demikian, hasil suara antar-calon di posisi tengah dengan peraih kursi terakhir nomor 4, memungkinkan bisa saling kejar-mengejar. Apalagi masih ada hasil pemungutan suara dari 20 ribuan TPS se-Jawa Tengah yang data penghitungannya belum masuk.

“Suaranya saling beriringan. Untuk kursi DPD terakhir atau peringkat empat, masih memungkinkan saling kejar. Entah nanti jatuh ke siapa?” pasrahnya.

Baca juga:

- Usul Hak Angket Kecurangan Pemilu, PDIP: Mungkin Maret

- TPN Ganjar-Mahfud Kumpulkan Bukti Video Kecurangan Pemilu

Saat ini, pihak KPU masih menggelar rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2024 di tingkat kecamatan. Begitu selesai, dilanjutkan ke tingkat kabupaten.

Selain rekapitulasi manual, masyarakat juga bisa mengecek perolehan suara secara online dari website KPU.

Muaidi sempat mengajukan komplain ke KPU Jawa Tengah. Dan, pihak KPU pun menyarankan agar calon lebih mengacu pada hasil rekapitulasi suara secara berjenjang daripada sistem online Sirekap.

Sirekap menggunakan metode membaca tulisan tangan hasil suara TPS menjadi data digital. Muncul dugaan saat data dipindai, sering kali antara sistem membaca tulisan angka dan hasilnya berbeda. Misal angka 3, terbaca 8 atau angka 7 terbaca 1.

Editor: Fadli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!