Meugang merupakan hari yang dirayakan dengan cara memasak dan menyantap daging bersama-sama dengan keluarga, yang dilakukan sehari menjelang bulan puasa.
Penulis: Erwin Jalaludin
Editor: Wahyu Setiawan

KBR, Lhokseumawe – Harga daging meugang yang dijual di sejumlah pusat pembelanjaan pasar tradisional di wilayah Aceh, mencapai Rp180 ribu per kilogram. Harga itu naik sekitar Rp150 ribu.
Kenaikan harga rata-rata Rp30 ribu per kilo itu dipicu tingginya permintaan seperti di Kota Lhokseumawe, Aceh Utara, Bireung, Langsa, Aceh Timur, Aceh Tamiang, dan sekitarnya. Namun tingginya permintaan itu tidak diimbangi dengan pasokan yang cukup di pasaran.
Salah seorang pejual daging di Lhoksumawe, Syarif, terpaksa menjual daging dengan harga melambung, karena hari meugang atau magmeugang sudah menjadi tradisi setiap tahunnya.
"Pasarannya harga mulai Rp170-Rp180 ribu per kilo, kalau untuk tulang rusuk Rp100 ribu per kilo. Semoga bisa cepat habislah, semuanya lembu atau sapi ini dari Desa Paloh Punti," tutur Syarif kepada KBR, Jumat (28/2).
Mengutip laman Kementerian Agama Aceh, makmeugang adalah sebuah tradisi menyambut datangnya Ramadan dengan memotong hewan pada satu atau dua hari sebelum bulan puasa. Meugang merupakan hari yang dirayakan dengan cara memasak dan menyantap daging bersama-sama dengan keluarga, yang dilakukan sehari menjelang bulan puasa.
Berdasarkan pantauan KBR, masyarakat terus berdatangan ke pasar membeli daging sapi. Melambungnya harga daging itu bukan hambatan bagi pembeli, karena meugang sudah menjadi tradisi setiap tahunnya.
Baca juga:
- Bulog Klaim Stok dan Harga Beras Aman Jelang Ramadan dan Idulfitri 1446 H
- Strategi Pertamina Menghadapi Lonjakan Konsumsi BBM dan LPG di Ramadan 2025