NASIONAL

Siswa di Rempang Trauma, Mendikbud Diminta Segera Kirim Tim

"Jika ada petugas lewat ataupun berdiri di luar sana, mereka bersembunyi di bawah meja belajarnya. Luar biasa ketakutan mereka, ini tidak boleh kita biarkan."

AUTHOR / Muhammad Rifandi Fahrezi

Rempang
Menteri Investasi sekaligus Kepala BKPM RI Bahlil Lahadalia, kunjungi SD Negeri 024 Galang dan SMP Negeri 22 Batam, (7/9/2023) (Foto: ANTARA/Yude)

KBR, Jakarta - Anggota Komisi bidang Pendidikan DPR Djohar Arifin Husin mengingatkan kondisi psikis para pelajar di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau yang kini mengalami trauma dan ketakutan akibat konflik yang terjadi.

Menurut Djohar, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi harus segera turun tangan ke lapangan untuk mengambil tindakan khusus guna menyelamatkan para pelajar yang jumlahnya ribuan di pulau itu.

“Sungguh menyakitkan, anak-anak sekolah tidak berani bermain pada jam istirahat. Takut dilihat petugas (keamanan), jika ada petugas lewat ataupun berdiri di luar sana, mereka bersembunyi di bawah meja belajarnya. Luar biasa ketakutan mereka, ini tidak boleh kita biarkan, ini penderitaan yang dahsyat,” kata Djohar dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi X dengan Sekretaris Jenderal Kemendikbud-Ristek melalui daring, Selasa (26/9/2023).

Baca juga:

- Komnas HAM Paparkan Temuan Awal PascaBentrokan di Rempang

- Kasus Rempang, Komnas HAM Soroti Dampak Buruk Penembakan Gas Air Mata

Djohar mengkhawatirkan, anak-anak di Pulau Rempang terancam mengalami gangguan psikologis, jika tidak segera ditangani oleh Kementerian terkait.

“Saya minta Mendikbud-Ristek segera mengirim tim untuk menyelamatkan anak-anak bangsa ini. Ini anak Indonesia bukan musuh bangsa,” tegasnya seraya mengatakan anak-anak di Pulau Rempang mempunyai hak untuk menggapai masa depan cemerlang.

Dampak Gas Air Mata

Sebelumnya, terjadi penembakan gas air mata oleh aparat terjadi saat bentrokan antara warga yang menolak relokasi lahan dengan aparat keamanan, Kamis (7/9/2023).

Komisioner Komnas HAM Putu Elvina mengatakan, dampak asap gas air mata membuat Kepala SMP Negeri 22 Galang, seorang guru dan 10 siswa dilarikan ke fasilitas kesehatan. Mereka mengalami sesak nafas hebat, bahkan ada beberapa yang pingsan.

"Berdasarkan informasi dari kepala sekolah pasca-peristiwa 7 September banyak siswa yang merasa takut kembali ke sekolah. Sehingga, kehadiran mereka pada Senin sesudah peristiwa terjadi tidak 100 persen, hingga kunjungan kita (Komnas HAM) juga belum mencapai 100 persen," ujar Putu dalam Konferensi Pers - Temuan awal, sikap dan rencana tindak lanjut Komnas HAM pada kasus Pulau Rempang di Kantor Komnas HAM, Jumat (22/9/2023).

Putu menambahkan, asap gas air mata juga sempat memenuhi lingkungan SD Negeri 24 Galang. Para siswa pun banyak yang mengalami trauma psikologis.

Editor: Fadli

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!