NUSANTARA
Pesisir Rembang Abrasi, Terkikis 10 Meter di Tiga Tahun Terakhir
Dalam tiga tahun terakhir, abrasi telah mengikis daratan Pantai Caruban sepanjang 10 meter. Beberapa wahana wisata yang sempat menjadi daya tarik utama terpaksa ditutup karena terdampak abrasi.
AUTHOR / Musyafa
-
EDITOR / Resky Novianto

KBR, Rembang – Gempuran ombak di Pantai Caruban Desa Gedongmulyo Kecamatan Lasem, mengakibatkan abrasi semakin parah. Bahkan kondisi pengikisan daratan tahun ini lebih mengerikan, ketimbang tahun lalu.
Akibatnya, gasebo, jalan pantai, pepohonan dan tempat bersantai pengunjung porak poranda.
Seorang pedagang di Pantai Caruban Lasem, Ika Riskawati mengatakan pihaknya membuat tanggul darurat, terbuat dari bambu dan tumpukan karung berisi pasir, untuk menahan ombak besar.
Ika menyebut pedagang menggunakan dana swadaya secara mandiri.
“Semua pemilik warung ini memperbaiki sendiri. Biayanya ada yang Rp 3 juta, ada yang Rp 7 juta perbaikannya. Setiap tahun perbaikannya secara pribadi,” ujar Ika kepada KBR, Selasa (11/2/2025).
Humas Bumdes Bhakti Mulyo Desa Gedongmulyo selaku pengelola Pantai Caruban, Turiono menyampaikan imbas bencana abrasi juga menurunkan jumlah wisatawan.
“Biasanya abrasi datangnya cuma waktu musim kemarau, tapi kali ini musim penghujan biasanya tidak sampai separah ini. Ini lebih parah dari tahun kemarin. Wisatawan turun drastis, karena dipandang kurang enak dan banyak pohon cemara yang tumbang,” ucapnya.
Dalam tiga tahun terakhir, abrasi telah mengikis daratan Pantai Caruban sepanjang 10 meter. Beberapa wahana wisata yang sempat menjadi daya tarik utama terpaksa ditutup karena terdampak abrasi.
“Seperti gazebo kecil yang dibuat Bumdes atau yang dibuat oleh warung sendiri itu hilang semua. Terus permainan, termasuk jompat-jompit dan bandulan dulu itu ada, sekarang tidak ada semua,” ujar Turiono.
Baca juga:
- Izin Melaut Sulit, Nelayan Rembang Protes
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi, dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rembang, Puji Widodo mengungkapkan penanganan abrasi tahun 2025 ini akan ditangani oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana.
Namun setelah ada kebijakan pemangkasan anggaran dari pemerintah pusat, pihaknya belum tahu apakah rencana tersebut dilanjutkan atau batal.
“Kita tunggu saja, karena ini rencana programnya BBWS Pemali Juana,” tandas Puji.
Sambil menunggu keputusan pemerintah pusat, BPBD mengimbau masyarakat pesisir untuk tetap waspada. Berdasarkan prediksi BMKG, gelombang di perairan Pantai Utara Rembang diperkirakan masih cukup tinggi dalam tiga hari ke depan.
Baca juga:
- Pemprov Jabar Awasi Pembongkaran Pagar Laut di Bekasi
Komentar
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!