NASIONAL

Konflik Agraria Meningkat di Satu Dekade Pemerintahan Jokowi

Dari 241 konflik agraria, yang tertinggi terjadi pada sektor perkebunan dan agribisnis...

AUTHOR / Hoirunnisa

Konflik Agraria Meningkat di Satu Dekade Pemerintahan Jokowi
Konsorsium Pembaruan Agraria meluncurkan Laporan Tahunan Agraria 2023 di Jakarta, Senin, 15 Januari 2024. Foto: Dokumentasi KPA

KBR, Jakarta- Ratusan konflik agraria terjadi di Indonesia sepanjang 2023. Sekretaris Jenderal Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Dewi Sartika mengatakan, dari 241 konflik agraria, yang tertinggi terjadi pada sektor perkebunan dan agribisnis, yakni 108 kejadian, disusul sektor pembangunan properti 44 peristiwa.

"Konflik agraria tahun 2023 itu ada 241 kejadian konflik agraria sepanjang tahun. Dari mulai Januari sampai dengan akhir tahun Desember 2023. Terjadi peningkatan yang cukup signifikan dibanding 2022. Kemudian, tanah yang terdampak konflik agraria seluas 638.000 hektare sepanjang 2023 dan ada 135.000 kepala keluarga yang terdampak dari kejadian-kejadian konflik agraria sepanjang tahun 2023," ujar Dewi Sartika dalam Catatan Akhir Tahun di YouTube Pembaruan Agraria, Senin, (15/1/2024).

Konflik Disertai Kekerasan di 1 Dekade Jokowi

Menurut Sekretaris Jenderal KPA, Dewi Sartika pada satu dekade pemerintahan Presiden Joko Widodo, laju konflik agraria yang disertai kekerasan terus meningkat. Selain itu, permasalahan lain, yakni ketimpangan penguasaan tanah, alih fungsi tanah pertanian, dan kemiskinan struktural akibat krisis agraria.

Dewi menambahkan, dalam konflik agraria sektor perkebunan berdasarkan jenis tanaman, bisnis perkebunan sawit kerap menjadi penyumbang konflik agraria di RI.

"Jadi, bisnis sawit, kebijakan sawit, tidak bisa lagi terus menerus mengabaikan bahwa ada PR yang cukup berat di dalam kebijakan-kebijakan, yang terkait dengan alokasi tanah untuk ekspansi perkebunan sawit. Yang dari tahun ke tahun terus meluas," kata Dewi.

Dewi menyebut, hal ini terus terjadi karena pemerintah melanggengkan izin ilegal kepada pengusaha sawit dan tidak ada ketegasan menindak.

Dari sejumlah kejadian konflik agraria yang terjadi sepanjang tahun, berdampak pada 135 ribuan Kepala Keluarga, 638 ribuan hektare tanah dan 346 desa terdampak.

Konflik agraria juga disertai kekerasan, intimidasi, dan penangkapan pejuang agraria. Di antaranya 508 kasus kriminalisasi, 91 penganiayaan, 6 orang tertembak, dan 3 orang tewas.

Baca juga:

Editor: Sindu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!