NASIONAL

Kemenkes: Banyak Anak Indonesia Tidak Imunisasi Lengkap

Ada tiga provinsi yang capaiannya di bawah 50 persen yakni Aceh, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

AUTHOR / Hoirunnisa

Imunisasi Polio
Ilustrasi - Seorang petugas kesehatan meneteskan vaksin polio kepada siswa di SDN Bareng 5, Malang, Jawa Timur (16/1/2024). (Foto: ANTARA/Ari Bowo Sucipto)

KBR, Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebut banyak anak Indonesia tidak diberikan imunisasi secara lengkap sejak bayi. Direktur Pengelolaan Imunisasi Prima Yosephine mengatakan capaian Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) per provinsi di bawah 100.

Bahkan, ada tiga provinsi yang capaiannya di bawah 50 persen yakni Aceh, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

"Imunisasi dasar lengkap kita yaitu imunisasi yang harus kita berikan kepada anak sebelum ulang tahunnya yang pertama, itu mulai dari Hepatitis B tadi, sampai campak rubella di usianya 9 bulan maka cakupannya secara nasional lumayan cukup lumayan 95,4 persen. Tapi kalau kita lihat breakdown per provinsi yang sebagian besar provinsi kita adalah di kuning (capain di bawah 100 persen). Artinya kalau kita bisa artikan ada banyak anak-anak yang belum lengkap imunisasinya saat dia bayi," ujar Prima dalam konferensi pers Pekan Imunisasi Dunia, Senin (18/3/2024).

Prima menyebut hanya delapan provinsi yang capaian IDL-nya di atas 100 persen.

Dia menjelaskan imunisasi merupakan amanat konstitusi yang tertuang di Pasal 44 Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan.

Baca juga:

Prima menambahkan, capaian Imunisasi Balita Lengkap (IBL) atau imunisasi anak di atas 1 tahun juga mengkhawatirkan. Kata dia, hanya empat provinsi yang capaiannya di atas 100 persen.

"Risiko enggak anak itu? Jadi berisiko padahal sampai bayi ini sudah bagus imunisasinya. Tapi kalau enggak dilengkapi, kembali lagi anak itu akan jadi biresiko untuk tertular penyakit yang berbahaya," kata Prima.

Dia menyebut ada masalah pemerataan dalam program Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

"Jadi secara nasional cukup baik, tapi kalau kita breakdown per provinsi, apalagi kalau kita break down ke kabupaten/kota, maka memang pemerataan ini yang masih menjadi PR di kita bagaimana semua daerah memiliki capaian tinggi," lanjut Prima.

Editor: Wahyu S.

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!