NUSANTARA

Jemparingan, Topeng Losari dan Pantun, Tiga Obyek Pemajuan Kebudayaan

Kegiatan ini bertujuan untuk tata kelola kebudayaan, salah satunya perlindungan.

AUTHOR / Ken Fitriani

EDITOR / R. Fadli

Jemparingan
Peserta olahraga tradisional Jemparingan Program Residensi Pemajuan Kebudayaan Tahun 2024 sedang berlatih di Yogyakarta (13/8/2024). (Foto : KBR/Ken)

KBR, Yogyakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek) melalui Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan menyelenggarakan Program Residensi Pemajuan Kebudayaan Tahun 2024 dari 1-27 Agustus.

Ada tiga lokasi Obyek Pemajuan Kebudayaan (OPK), Cirebon yang mengangkat Tari Topeng Losari, Riau yang mengangkat Musikalisasi Pantun dan Tradisi Lisan, dan DIY yang mengangkat Olahraga Tradisional Jemparingan.

Kegiatan tersebut berkolaborasi dengan pelaku budaya internasional yang berasal dari Australia, Meksiko, Italia, India, Kanada, Amerika Serikat, Belanda, Malaysia, Kolombia, Thailand, Mesir, Ekuador, Yordania dan Kolombia.

Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Restu Gunawan mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk tata kelola kebudayaan, salah satunya perlindungan.

Menurutnya, perlindungan budaya ini perlu digencarkan agar budaya yang dimiliki Indonesia tetap lestari dan diketahui masyarakat internasional meskipun tak ada kekhawatiran kebudayaan Indonesia diklaim oleh negara lain.

"Ini kan (Jemparingan-red) asalnya dari sini (DIY), yang penting pengakuan bahwa kita ini dari Indonesia. Perkara mereka (mengklaim-red), saya kira ya masuk akal juga kalau pertanyaannya melindungi klaim dari negara lain. Saya kira kok meskipun itu isu yang penting juga tapi menurut saya kok jauh ya. Mudah-mudahan enggaklah saya kira mereka akan ownership-nya mereka akan mengakui bahwa ini dari sini," katanya di sela kegiatan Residensi Pemajuan Kebudayaan di Yogyakarta, Selasa (13/8/2024).

Menurut Restu, adanya kegiatan residensi ini diharapkan akan dikembangkan dan diadaptasi di negara masing-masing peserta. Sebab hal itu merupakan kebanggaan tersendiri bagi Indonesia bahwa budaya yang dimiliki syarat akan filosofi dalam membentuk karakter seseorang.

"Harapannya mereka akan mengembangkan itu saja. Ketika negara-negara itu mengadopsi atau mengadaptasi ini kan kita justru bangga. Kebudayaan kita sampai di sana nih. Kalau mereka semakin banyak mengembangkan malah bagus, " ujarnya.

Restu menyebut, program ini menjadi penting karena kebudayaan yang dimiliki Indonesia sangat beragam dan banyak.

Sementara itu, banyak juga pegiat budaya dari luar negeri yang ingin mempelajari kebudayaan Indonesia dan berkolaborasi dengan masyarakat serta seniman lokal berskala nasional.

"Bagaimanapun juga kebudayaan ini harus diregenerasi. Ini juga bentuk penghormatan kita terhadap para maestro. Kalau nanti ada pengembangan pemanfaatan kita serahkan pada seniman-seniman ini. Kami tugasnya sebagai fasilitator," tandasnya.

Salah satu partisipan internasional dari Mesir, Rania Khaleed Hussein menambahkan, dirinya tertarik mengikuti program jemparingan ini karena bisa melatih konsentrasi dan fokus meski merupakan hal yang baru dan terbilang sulit.

"Benar-benar susah dari panahan karena posisinya duduk. Tapi konsennya sangat deep karena konsentrasi dalam diri dan bagaimana kita bisa bermanfaat untuk masyarakat dan sekitarnya," imbuhnya.

Rania mengungkapkan, ada lima tahap yang harus dikuasai oleh peserta jemparingan. Salah satunya adalah siap posisi dan siap pikiran. Sebab jika ada salah satu yang tak sesuai, maka jemparingan tak akan bisa maksimal.

"Harus siap diri dan pikiran. Kalau tidak pasti ada kesalahan. Walaupun saya sudah lama di Indonesia, tapi ini saya pertama kali ikut komunitas jemparingan. Budaya jemparingan sangat kompleks tapi juga itu penting. Saya suka kalau awareness tentang Jemparingan. Di luar negeri mungkin belum banyak yang tahu tentang Jemparingan ini, " pungkasnya.

Baca juga:

Libatkan Ribuan Anak, Pemkot Solo Akan Gelar Pentas Seni

Kemenpora: Hanya 37 Persen Warga RI yang Gemar Olahraga

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!