”Naiknya sekitar 5-10 ribu per karung, kondisinya sudah 2 minggu ini."
Penulis: Erwin Jalaludin
Editor: Muthia Kusuma

KBR, Jakarta- Menjelang Natal dan Tahun Baru, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Aceh naik cukup tinggi. Kenaikan harga beras mencapai Rp10 ribu per karung ukuran 15 kilogram, di wilayah seperti Lhokseumawe, Bireun, dan Aceh Utara.
Dian Dedi Marza, seorang pedagang di Pasar Impres Lhokseumawe mengatakan, kenaikan harga ini telah menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat karena berdampak pada peningkatan biaya hidup.
Kenaikan harga beras ini diduga disebabkan oleh kenaikan harga gabah di tingkat petani dan penggilingan.
”Naiknya sekitar 5-10 ribu per karung, kondisinya sudah 2 minggu ini. Masyarakat yang membeli beras banyak yang komplain sih, Tiba-tiba bisa naik menjelang akhir tahun,” tutur Dian Dedi Marza kepada KBR, Kamis (19/12).
Menanggapi hal ini, Kepala Bulog Drive Lhokseumawe, Iqbal, menyatakan akan melakukan inspeksi mendadak untuk mengatasi masalah tersebut.
Baca juga:
- Realistiskah Target Nihil Impor Beras 2025?
- Produksi Beras Agustus-Oktober 2024 Tinggi, Ini Klaim Mentan Amran
Meskipun demikian, Bulog Lhokseumawe masih memiliki stok beras sebesar 3.586 ton. Hal ini diharapkan dapat membantu menstabilkan harga beras di pasaran.
"Kalau Kami pantau harga gabah ditingkat petani dan penggilingan itu sudah mulai naik. Hal itu mempengaruhi harga beras dipasar, ” jelas Iqbal menjawab KBR.
Berdasarkan pantoan KBR di sejumlah pusat pembelanjaan tradisonal di Lhokseumawe, harga beras seberat 15 Kilogram Rata-rata naik Rp10 ribu per karung. Masing-masing untuk beras merek Cabe dijual seharga Rp195 ribu dari sebelumnya Rp185 ribu per karung.
Sementara merek Rajawali Rp210 ribu dari sebelumnya Rp200 ribu per karung dan beras bermerek Mutiara dijual Rp220 ribu dari harga sebelumnya Rp210 ribu per karung.