NUSANTARA

Dinas Kesehatan DIY Tingkatkan Kewaspadaan Dini Wabah Mpox

Meski belum ada kasus baru Mpox, tapi menurut Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie, sejumlah antisipasi kini terus dilakukan.

AUTHOR / Ken Fitriani

EDITOR / R. Fadli

Mpox
Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Pembajun Setyaningastutie. (Foto: KBR/Ken FItriani)

KBR, Yogyakarta - Mewabahnya penyakit cacar monyet atau monkey pox (Mpox) di Afrika dan sejumlah negara ASEAN terutama Thailand, menjadi perhatian serius Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Meski belum ada kasus baru Mpox, tapi menurut Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie, sejumlah antisipasi kini terus dilakukan.

Sebelumnya, kasus cacar monyet di DIY ada dua kasus. Satu kasus terjadi pada 2023, dan satu lagi di awal 2024. Keduanya positif terinfeksi virus Mpox, namun setelah menjalani perawatan dinyatakan sembuh.

"Enggak ada kasus baru. Cuma tahun 2023 satu kasus, 2024 awal dua kasus. Sudah, insya Allah alhamdulillah sampai saat ini enggak ada. Jangan ada lagilah, katanya di Yogyakarta, Kamis (5/9/2024).

Pembajun menjelaskan, Dinkes DIY juga terus melakukan surveilans atau pengawasan secara sistematis di kabupaten/kota. Sebab, penularan virus cacar monyet bisa terjadi akibat mobilitas masyarakat.

"Kita tetap, surveilans tetap jalan, sistem kewaspadaan dini dan respon cepat juga tetap jalan teman-teman di pusksesmas, " tandasnya.

Pembajun menambahkan, gejala cacar monyet mirip dengan cacar pada umumnya dan COVID-19. Diantaranya, ruam di kaki, tangan, wajah dan mulut, demam dan panas dingin, pembengkakan pada kelenjar getah bening.

Selain itu terjadi kelelahan, nyeri otot, sakit punggung dan sakit kepala serta gejala pernapasan.

"Bila sudah terinfeksi virus pasti akan demam dan mengalami masa inkubasi," jelasnya.

Pembajun mengimbau kepada masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran virus cacar monyet. Apabila masyarakat menemukan gejala seperti demam dan timbul bercak-bercak, maka diminta untuk segera mencari pengobatan. "Segera periksakan. Jangan minum obat sendiri tanpa resep dari dokter," pungkasnya.

Belum Ada Penambahan Jumlah Kasus

Sementara itu, Kementerian Kesehatan sebelumnya menyatakan, pemerintah sempat menerima sejumlah laporan kasus suspek penyakit cacar monyet (Mpox) di beberapa titik, termasuk Bali dan Jakarta, Selasa (3/9/2024).

Pelaksana Tugas Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, hingga Selasa (3/9/2024), total jumlah kasus Mpox di tanah air masih serupa dengan laporan terakhir yang dibeberkan oleh Kemenkes yakni 88 pasien.

"Penambahan kasus Mpox di Tanah Air masih belum ditemukan," tuturnya.

Namun, Nadia mengaku, Kemenkes sempat menerima laporan suspek Mpox, salah satunya dari pintu masuk Bandara Internasional Soekarno Hatta. Adapun, tujuh sampel di antaranya masih dalam proses pemeriksaan.

"Memang kemarin sempat ada lima suspek, terus beberapa hari yang lalu itu sempat ada 10 suspek dan kemarin ada dari Bandara Soekarno-Hatta itu dikatakan ada tiga suspek," ujarnya (3/9/2024).

"Namun semuanya sampai saat ini masih ada tujuh sampel yang dalam pemeriksaan, sementara yang lain sudah negatif [Mpox]," lanjutnya.

Siti Nadia mengatakan, kasus suspek tersebut tersebar di Yogyakarta, Bali, Jakarta dan Kalimantan.

Baca juga:

Waspada Penyebaran Cacar Monyet, Jokowi Minta Awasi Pintu Masuk LN

Darurat Mpox, Pemerintah Didesak Perkuat Mitigasi Penularan

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!